REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Banjir yang terjadi di Jakarta baru-baru ini menunjukkan bahwa Jakarta memang belum bisa lepas dari banjir. Banjir yang menggenangi Jakarta, khususnya Runway Bandara Halim Perdana Kusuma menjadi perhatian serius Komisi V DPR RI.
Pimpinan Komisi V DPR RI, Nurhayati Monoarfa, menyatakan bahwa tergenangnya Runway Bandara Halim Perdana Kusuma karena lemahnya emergency plan yang disiapkan.
"Emergency plan harus sudah disiapkan dengan baik oleh pihak Bandara dan Kementerian Perhubungan. Kalau seperti ini kan jadinya terlambat. Selalu tunggu masalahnya terjadi dulu, baru ada tindakan," ujarnya pada awak media, Rabu siang (01/01).
Nurhayati sangat menyesalkan run way Halim terendam. Sebagai Pimpinan Komisi V DPR RI, dia sangat perhatian dengan kondisi infrastruktur, khususnya objek-objek vital seperti bandara dan pelabuhan.
"Saya sungguh menyesalkan Runway Halim ini terendam. Saya sudah berkomunikasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, dan kami memberikan saran" kata dia.
Anggota DPR RI dari Fraksi PPP ini memberikan ide bahwa RUU Perkotaan harus menjadi RUU prioritas di DPR, dan akan mengajukan masalah drainase di sekitar objek vital nasional seperti bandara dan pelabuhan.
"Kami akan ajukan RUU Perkotaan agar menjadi RUU Prioritas, dan masalah drainase di bandara serta pelabuhan akan dimasukkan ke dalam RUU itu," paparnya.
Nurhayati berharap adanya RUU Perkotaan akan mempermudah pihak bandara, khususnya Bandara Halim Perdana Kusuma, bersama Kementerian Perhubungan untuk membenahi masalah-masalah yang terjadi di tengah cuaca ekstrem. Terendamnya Runway Bandara Halim Perdana Kusuma menyebabkan penerbangan dipindahkan dari Halim ke Soekarno Hatta.