REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Bencana longsor menerjang satu unit rumah warga di Kampung Ciseureuh RT 04 RW 01 Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, Rabu (1/1). Dampaknya sebagian bangunan rumah tersebut roboh.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi menyebutkan, bencana tersebut terjadi sekitar pada Rabu sekitar pukul 12.15 WIB. ''Rumah tersebut diisi 2 jiwa lansia atas nama bapak Oib (72 th) dan Bu Juansih,'' ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada wartawan, Kamis (2/1).
Longsor menyebabkan ruangan tempat tidur mengalami rusak dengan ukuran 12 meter (3x4), dengan prakiraan kerugian sekitar Rp 15 juta.
Zulkarnain menerangkan, awal bencana terjadi pada Selasa (31/12) malam. Di mana dampak dari tanah longsor tersebut beluk cukup besar tetapi pada Rabu pukul 11.30 WIB terjadi longsor susulan yang mengakibatkan 1 rumah tersebut roboh dan sedikit terseret luapan air sungai dan tanah pesawahan.
Tindakan sementara yang sudah dilakukan yakni petugas gabungan membersihkan puing material dan membuka aliran sungai agar lancar kembali. Sementara itu keluarga diimbau mengungsi dahulu sebab khawatir ada retakan sekitar rumah yang ditakutkan mengakibatkan longsor susulan.
Sebelumnya, Polres Sukabumi Kota menggelar apel kesiapsiagaan menghadapi bencana alam bersama unsur terkait lainnya, Rabu (1/1) sore. Langkah itu dilakukan menyusul tingginya intensitas hujan yang berpotensi menyebabkan banjir dan longsor.
''Pada Rabu sore ini Polres menggelar apel kesiapsiagaan menghadapi bencana bersama dengan instansi lain,'' ujar Kapolres Sukabumi Kota AKBP Wisnu Prabowo kepada wartawan. Di antaranya Kodim, Badan Penanggulangan Bencana Daeraj (BPBD), pemadam kebakaran (Damkar), camat dan PMI.
Apel itu untuk mengecek kesiapsiagaan alat dan personel sehingga ketika ada banjir dan longsor bisa langsung terjun membantu penanganan bencana. Petugas disiapkan di Mapolres yang berunsur dari sabhara dan elemen lainnya siaga 1× 24 jam. Elemen lainnya juga menyiapkan hal serupa.
Wisnu menuturkan, potensi terjadinya bencana cukup besar karena intensitas hujan tinggi. Apalagi sebagian wilayah Sukabumi tekstur tanahnya berbukit. Apel itu juga menyikapi kondisi bencana banjir di Jakarta.