REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pawai Tahun Baru yang melibatkan puluhan ribu pengunjuk rasa di Hong Kong berakhir ricuh. Polisi menembakkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan aksi tersebut.
Pawai yang awalnya berjalan secara damai harus berakhir dengan kacau. Bahkan, tembakan gas air mata tersebut membuat beberapa anak-anak menangis. Para pengunjuk rasa berkumpul dan membentuk jalur mereka sendiri ketika polisi memblokir jalan untuk mencegah kerumunan lebih besar saat malam tiba.
Panitia memperkirakan lebih dari satu juta orang ambil bagian dalam aksi demonstrasi tersebut. Tetapi polisi mengatakan 60 ribu pengunjuk rasa hadir saat puncak pawai berlangsung.
Suasana bertambah tegang di beberapa distrik di pulau Hong Kong ketika ratusan pemrotes membentuk blokade di sejumlah ruas jalan. Selain itu, mereka juga membakar dan melemparkan sejumlah bom bensin. Di distrik Wanchai, beberapa pengunjuk rasa membuat grafiti dengan cat semprot dan menghancurkan mesin ATM HSBC.
Para pengunjuk rasa mengarahkan kemarahan mereka kepada HSBC. Mereka menuding ada hubungan antara penangkapan empat pengunjuk rasa yang mengumpulkan dana untuk mendukung aksi dan penutupan rekening HSBC yang terkait dengan kelompok tersebut. HSBC menolak semua tuduhan tersebut.
"Kami sangat mengutuk tindakan perusakan dan kerusakan yang diarahkan ke tempat kami berulang kali dalam beberapa hari terakhir. Kami percaya ini tidak bisa dibenarkan," ujar seorang juru bicara HSBC.
Sebelumnya, para pengunjuk rasa berkumpul Taman Victoria di bawah langit kelabu. Para warga baik tua maupun muda mengenakan pakaian berwarna hitam dan beberapa di antaranya mengenakan penutup wajah. Mereka mengacung-acungkan poster bertuliskan "Kebebasan tidak gratis" sebelum memulai pawai.
"Pemerintah telah memulai penindasan sebelum Tahun Baru dimulai. Siapapun yang ditindas, kami akan mendukung mereka," kata Jimmy Sham, salah satu pemimpin Front Hak Asasi Manusia Sipil yang mengorganisir pawai.
Demonstrasi di Hong Kong telah meningkat dengan disertai kekerasan dalam beberapa bulan belakangan ini. Beberapa kali demonstrasi sempat melumpuhkan kota pusat keuangan Asia tersebut.
Para pemrotes sejauh ini pernah melemparkan bom bensin dan batu. Polisi menanggapi kekerasan itu dengan menembakkan gas air mata, meriam air, semprotan lada, peluru karet, dan kadang-kadang peluru tajam. Sejumlah orang terluka selama bentrokan.