REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Provinsi Banten mencatat ada 20 jembatan yang putus. Insiden itu terkait adanya banjir dan longsor yang menerjang enam kecamatan di Lebak.
"Akibat jembatan putus kini masyarakat yang dilanda bencana alam terisolir," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Lebak Madias di Lebak, Kamis.
Madias mengungkapkan, kegiatan masyarakat lumpuh karena jembatan yang menghubungkan antardesa dan antarkecamatan tidak bisa dilintasi kendaraan roda dua dan roda empat. Dari 20 jembatan yang putus itu, jembatan permanen dan jembatan gantung tersebar di Kecamatan Sajira, Cipanas, Maja, Curugbitung, Lebak Gedong, dan Cimarga.
Akibat putus jembatan itu, menurut Madias, masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas dan kegiatan ekonomi maupun pergi berladang. "Semua jembatan itu terdapat kewenangan pemerintah daerah dan provinsi," katanya.
Sekertaris Camat Sajira Sujai mengatakan, pihaknya melaporkan sebanyak tujuh jembatan putus, di antaranya satu jembatan permanen yang menghubungkan antarkecamatan dan enam jembatan gantung yang menghubungkan antardesa. Saat ini, masyarakat di wilayahnya terisolir akibat jembatan putus diterjang banjir bandang.
"Kami sudah melaporkan putusnya jembatan itu ke BPBD," katanya.
Sementara itu, Sekertaris Kecamatan Cipanas H Mulyana mengatakan, saat ini di wilayahnya tercatat enam jembatan terputus dan dua jembatan gantung hanyut diterjang banjir dan longsor. Keenam jembatan itu di antaranya jembatan permanen Cikuping, Cigarengseng, Bujal, Talas dan jembatan gantung Tegalhiyang dan Lurah.
"Kami saat ini bisa melakukan rapat koordinasi, terkait bencana banjir bandang karena jembatan terputus tidak bisa dilintasi kendaraan," katanya.