Kamis 02 Jan 2020 12:38 WIB

Inflasi 2019 Terendah dalam Satu Dekade, Ini Penyebabnya

Llaju inflasi nasional sepanjang tahun 2019 mencapai 2,72 persen.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan laju inflasi nasional sepanjang tahun 2019 mencapai 2,72 persen. Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan angka inflasi tersebut terendah sejak tahun 2009. Saat itu angka inflasi nasional sebesar 2,78 persen.

Suhariyanto menyampaikan bahwa rendahnya inflasi sepanjang tahun 2019 karena harga-harga barang dan jasa yang menyumbang inflasi cenderung terkendali karena berbagai kebijakan. Realisasi inflasi itu juga jauh di bawah target sebesar 3,5 persen plus minus satu persen.

Baca Juga

"Inflasi tahun 2019 ini terendah selama 10 tahun terakhir," kata Suhariyanto dalam Konferensi Pers di Jakarta, Kamis (2/1).

Ia menjelaskan, terkendalinya inflasi terutama disumbang oleh administered price atau harga-harga yang di atur pemerintah. Tahun 2019, inflasi administered price hanya 0,10 persen jauh di bawah posisi tahun 2018 yang mencapai 0,66 persen.

Suhariyanto menjelaskan, penurunan itu diakibatkan karena tahun 2018 lalu terdapat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) serta kenaikan harga tiket pesawat yang tidak terkendali. Berbeda dengan tahun 2019 dimana harga BBM tidak naik.

Di sisi lain, masyarakat yang mulai menyesuaikan diri dengan harga tiket pesawat dan beralih ke moda transportasi lain. Pemerintah juga telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menekan harga tiket pesawat.

"Inflasi tahun 2019 kok rendah ya? Ini karena memang harga relatif terkendali karena berbagai kebijakan. Jadi yang menyumbang inflasi di tahun 2018 itu tidak terjadi tahun 2019," ujar dia.

Sementara itu, untuk inflasi volatile food harga pangan yang bergejolak, memang mengalami kenaikan. Tahun 2019 inflasi volatile food tembus hingga 0,77 persen lebih tinggi dari posisi 2018 sebesar 0,60 persen.

Meski demikian, kata dia, komoditas beras yang paling dominan memberi andil inflasi dari kelompok bahan makanan tidak terlihat pada tahun 2019 lalu. Dengan kata lain, harga beras sepanjang tahun lalu mengalami deflasi dan membantu menjaga fluktuasi harga pangan.

Sementara itu, untuk inflasi inti juga mengalami penurunan. Tahun 2019 BPS mencatat inflasi inti sebesar 3,02 persen, atau turun dari 2018 yang tembus 3,07 persen. Namun, inflasi inti terbsebut lebih tinggi dari tahun 2017 lalu yang hanya 2,95 persen.

Menurut Suhariyanto rendahnya inflasi inti cukup menjadi peringatan bagi pemerintah. Sebab, jika inflasi inti terlampau rendah maka mencerminkan adanya penurunan daya beli. Kendati demikian, level inflasi inti tahun lalu masih dapat dikatakan aman.

"Warning boleh, tapi saya menilai ini agar segera jaga-jaga. Karena target inflasi inti kan kalau bisa 3,1 persen," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement