REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemain peran Cholidi Asadil Alam menyebut tidak mudah menjadi orang tua pada zaman digital dan banjir informasi seperti saat ini. Karena itu, dia dan istri berpegang pada tuntunan Sayyidina Ali, “Didiklah anakmu sesuai zamannya. Karena mereka hidup bukan di zamanmu.”
“Tantangan kita anak muda, tantangan kita tak mudah, kita hidup di zaman destruktifnya sangat tinggi, yaitu punya daya rusak,” kata pemeran Azzam dalam film Ketika Cinta Bertasbih itu kepada Republika.co.id, beberapa waktu lalu.
Cholidi mencontohkan bahwa dari tontonan anak-anak saja, ada terselip konten yang mengandung kekerasan. Pun dari gawai juga bisa menjadi media untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan gaya hidup mewah.
Jika tidak digunakan dengan bijak, menurut Cholidi, gawai bisa berdampak buruk bagi anak. Karena itu, generasi muda yang sudah menjadi orang tua harus lebih awas terhadap lingkungan sekitarnya dan dalam mendidik anak.
“Baiknya kita lebih aware bahwa tak ada seseuatu yang lebih baik daripada ingat ke agama, tanamkan agama dari kecil itu penting,” ujar pria berusia 30 tahun itu.
Cholidi mengamini bahwa tak mudah memang mengajarkan agama pada anak-anak, seperti basmalah, shalat, dan lain-lain. Sejauh ini, dia dan istri mengajarkan agama dengan memberi contoh secara langsung pada anaknya.
“Menjadi orang tua yang meneladani dengan contoh itu paling berat. Jadi, dakwah bukan hanya di lisan, tapi memberikan contoh yang baik,” kata dia.
Selain dengan sikap, menurut Cholidi, mendidik anak juga bisa dilakukan dengan dongeng. Orang tua bisa mendongengkan hal-hal baik tentang orang tuanya.
"Karena figur yang pertama kali dilihat adalah orang tuanya, bukan tetangganya,” ujar suami dari Arshinta Fitri Diyani itu.
Cholidi ingin menjadi contoh figur yang baik, ayah yang ideal, dan orang tua yang shaleh. Terkait penggunaan gawai, Cholidi menilai mengenalkan gawai pada anak boleh saja.
Di lain sisi, Cholidi tak ingin anaknya sampai menjadi kecanduan atau berlebihan menggunakan gawai. Menurut dia, orang tua tetap bisa mengalihkan dengan permainan-permainan yang mengasah sensor motorik.
“Jangan sampai anak kita lebih banyak main hp, bukan nggak saya awasi, tapi hati-hati. Zaman sekarang ada kartun, tapi ceritanya tentang kekerasan, banyak hal yang bisa untuk mengalihkan,” tutur Cholidi.