Kamis 02 Jan 2020 15:28 WIB

Kembalinya 1.500 Objek Bersejarah Indonesia dari Belanda

Belanda selama masa penjajahannya turut membawa pula objek bersejarah Indonesia.

Konservator Museum Nasional memeriksa 1.500 benda budaya dari koleksi eks Museum Nusantara di Belanda. Pemeriksaan dilakukan di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (2/1
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Konservator Museum Nasional memeriksa 1.500 benda budaya dari koleksi eks Museum Nusantara di Belanda. Pemeriksaan dilakukan di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (2/1

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Inas Widyanuratikah

JAKARTA -- Museum Nasional menerima 1.500 koleksi dari eks Museum Nusantara Belanda yang kini bernama Museum Prinsenhof. Koleksi-koleksi tersebut merupakan barang-barang yang dulu pernah dibawa Belanda dari Indonesia pada masa kolonialisme.

Baca Juga

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan, koleksi tersebut sudah tiba di Indonesia sejak 23 Desember 2019 lalu. Setelah itu, dilakukan proses pendataan barang yang masuk hingga akhirnya bisa disosialisasikan.

"Intinya ada 1.500 koleksi yang semula ada di Museum Nusantara di Kota Delft Belanda. Dikembalikan ke Indonesia melalui Museum Nasional," kata Hilmar, ditemui di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (2/1).

Hilmar menjelaskan, pembicaraan ini sudah dilakukan sejak 2015 yang lalu. Setelah pembicaraan tersebut, proses negosiasi dilakukan dan Indonesia memilih koleksi apa saja yang kira-kira penting untuk menambah kualitas Museum Nasional.

"Ini sangat bersejarah dan kami ingin membagi kepada publik. Harapannya, ini membuka jalan bagi pengembalian benda museum lain yang ada di Eropa," kata dia lagi.

Menurut Hilmar, saat ini museum-museum di Eropa sedang melakukan pembicaraan secara menyeluruh terkait koleksi yang dulu diambil dan diperoleh dengan cara yang tidak pantas. Maksud dari cara yang tidak pantas misalnya melalui perang, atau penjarahan pada masa penjajahan dulu.

Benda yang saat ini sudah diterima oleh Museum Nasional saat ini berjumlah 1.499 koleksi. Satu koleksi lainnya, sebelumnya sudah diserahkan langsung kepada Presiden Joko Widodo dan akan segera diproses untuk diserahkan ke Museum Nasional.

"Ini kita akan mengurut kembali koleksi yang sekarang masuk. Dibandingkan dengan koleksi lainnya, kira-kira bisa menambah informasi tidak dari koleksi yang sudah kita punya itu tadi," kata Hilmar.

Kepala Bidang Pengkajian dan Pengumpulan Museum Nasional, Nusi Lisabilla Estudiantin mengatakan saat ini pihaknya masih mengkaji koleksi yang diterima. Berdasarkan data dari Belanda, koleksi yang diterima sangat beragam dari jenis dan usianya.

Koleksi paling tua tercatat berasal dari Kalimantan berusia 5.000 hingga 1.000 sebelum masehi (SM) berupa kapak. Sementara koleksi paling muda berasal dari tahun 1940-an.

"Itu ada kapak, kita masih teliti kenapa datangnya di Kalimantan. Jadi memang beragam. Baru kita lakukan kajian dan mengecek," kata Nusi menjelaskan.

Ia juga menambahkan, barang-barang tersebut pada masa kolonialisme dibawa ke Belanda dan digunakan oleh mereka untuk belajar. Kota Delft adalah tempat pendidikan calon birokrat yang akan dikirimkan ke Indonesia. Para calon birokrat ini mempelajari Indonesia mulanya melalui barang-barang tersebut.

Sementara itu, Kepala Bidang Perawatan dan Pengawetan Museum Nasional, Ita mengatakan langkah pertama kedatangan koleksi tersebut yakni melakukan pemeriksaan kondisi fisiknya. Setelah itu dilakukan cek konten yang dilakukan untuk memeriksa kesamaan koleksi yang dikirim dan yang ada didaftar dari Belanda.

Alasan lain museum di Belanda mempertimbangkan mengembalikan koleksi ke Indonesia salah satunya juga adanya krisis ekonomi. Krisis tersebut menyebabkan sejumlah museum harus tutup atau bergabung ke museum lainnya.

Museum-museum tersebut kemudian memutuskan untuk mengembalikan sejumlah benda ke negara asalnya. "Prosesnya sejak 2015, museum tutup, pilihannya dijual, dikasih ke museum lain atau dikembalikan ke Indonesia. Tapi, Indonesia juga berperan aktif untuk meminta. Prosesnya memang sangat alot," kata Hilmar.

photo
Konservator Museum Nasional memeriksa 1.500 benda budaya dari koleksi eks Museum Nusantara di Belanda. Pemeriksaan dilakukan di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (2/1

Koleksi Terbanyak

Museum Nusantara Belanda yang kini bernama Museum Prinsenhof merupakan merger dari Museum Etnologi Leiden, Museum Tropen Amesterdam, dan Museum Afrika di Berg en Dal. Koleksi museum-museum tersebut mencakup 375 ribu obyek yang usia merentang dari beberapa abad. Koleksi terbesarnya dari Indonesia.

Sudah bukan rahasia kalau penjajahan Belanda berakhir dengan berpindahtangannya sejumlah artefak dan dokumen penting dalam sejarah Indonesia. Bukan hanya Museum Nusantara yang diketahui memiliki koleksi dari Indonesia dengan cara perampasan. Rijksmuseum juga merupakan salah satu museum dengan koleksi dari Indonesia.

Dikutip dari The Guardian, Maret tahun lalu museum yang terletak di Amsterdam itu disebut akan mengembalikan sekitar 10 objek yang berasal dari luar Belanda. Padahal diperkirakan ada 10 ribu objek museum yang diperoleh dengan cara perampasan, salah satunya adalah dari Indonesia dan Sri Langka.

Direktur Rijksmuseum, Taco Dibbets, mengatakan sayang memalukan Pemerintah Belanda baru mulai memikirkan upaya pengembalian objek kolonialnya. "Seharusnya sudah dilakukan sejak lama, tidak ada alasan," katanya.

Salah satu objek yang kemungkinan akan dikembalikan adalah berlian Banjarmasin yang diperkirakan dulu dimiliki oleh Sultan Panembahan Adam dari Banjarmasin, Kalimantan. Daerah tersebut sempat dikoloni Belanda di tahun 1856. Selain itu ada pula meriam berhias batu ribu yang diambil Belanda di tahun 1765.

Upaya Belanda mengembalikan benda bersejarah yang bukan berasal dari negaranya diumumkan Maret tahun lalu. The Netherlands’ National Museum for World Cultures (NMWC) mengumumkan akan mengembalikan artefak yang dulu diambil dengan cara perampasan.

Museum-museum di Belanda tidak akan menunggu negara yang benda historisnya dirampas untuk mengklaim. Sebaliknya Belanda akan bersifat proaktif meriset asal koleksi dan mengembalikannya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement