REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD— Menteri Luar Negeri Pakistan, Makhdoom Shah Mehmood Qureshi, mengatakan Muslim menghadapi perlakuan parah di India.
Dilansir dari Daily Times, Menlu Pakistan angkat bicara setelah meresmikan URS ke-706 Hazrat Shah Ruknuddin Alam.
“Apa yang terjadi pada kaum minoritas di India menjadi pelajaran penting bagi Pakistan,” katanya, Rabu (1/1). Dia mengatakan umat Islam tidak diizinkan untuk berkumpul bahkan untuk shalat Jumat di Kashmir yang dikuasai India.
India selalu mengklaim sebagai negara sekuler, tetapi kaum minoritas menderita kesulitan yang terus-menerus di sana. Filosofi Hindutva dari Pemerintah Modi telah merampas agama minoritas dalam menjalankan hak-haknya sebagaimana yang jelas tertera pada konstitusi India.
Menlu Pakistan mengatakan, ada musuh yang sekongkol untuk membuat kekacauan di Pakistan, dan perang hibrida sedang diberlakukan.
"Musuh ingin menciptakan perpecahan di antara kami dan melemahkan kami secara psikologis melalui taktik negatif," katanya.
Qureshi mengatakan, Pakistan sepenuhnya mampu meniadakan musuh karena mereka yakin Pakistan adalah negara yang kuat. Terlepas dari kenyataan bahwa Pakistan sedang menghadapi tantangan ekonomi sementara.
Dia menambahkan, semua masalah seperti itu akan diatasi dan diselesaikan segera. “Kuil menjelaskan pesan persatuan dan toleransi antarorang,” kata Qureshi mengamati. Berjuta orang juga mencari pedoman dari ajaran para Sufi.
Orang sufi terkemuka, Hazrat Shah Ruknuddin Alam, selalu menyampaikan pesan harapan, perdamaian, persatuan, dan persaudaraan. Bahkan, ribuan orang mengikuti para Sufi tersebut dan mengikuti ajaran dan memeluk Islam.
Sekretaris Parlemen Federal, Makhdoom Zain Qureshi, asisten khusus untuk CM Javed Akhtar Ansari dan banyak orang terkemuka di daerah itu juga hadir menyaksikan pernyataan tersebut.
(Mgrol127)