Kamis 02 Jan 2020 22:21 WIB

Ratusan Warga Jaksel Masih Bertahan Dipengungsian

Warga terdampak banjir yang mengungsi didominasi perempuan dan anak-anak.

Sebanyak 255 warga Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan, masih bertahan di pengungsian (Ilustrasi warga mengungsi akibat banjir)
Foto: Antara/Reno Esnir
Sebanyak 255 warga Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan, masih bertahan di pengungsian (Ilustrasi warga mengungsi akibat banjir)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 255 warga Kelurahan Bangka, Jakarta Selatan, masih bertahan di pengungsian. Mereka masih mengungsi sementara air yang menggenangi permukimannya sudah surut sejak siang.

"Catatan kami masih ada 255 warga mengungsi sampai saat ini, mereka warga dari RT 01 RW 02," kata Lurah Bangka, Nofia Enita, saat ditemui di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (2/1).

Baca Juga

Menurut Nofia, air di permukiman warga sudah surut. Namun, warga khususnya perempuan dan anak-anak masih bertahan di pengungsian.

"Kalau bapak-bapaknya saya liat sudah ada yang pulang ke rumah mereka untuk membereskan sisa banjir, tinggal ibu-ibu dan anak-anak yang masih bertahan, karena belum tentu juga bisa ditempati malam ini rumahnya," kata Nofia.

Ia mengatakan, warga tersebut mengungsi di masjid dan mushala dan pinggir jalan yang dijadikan posko darurat banjir. Meski sebagian besar wilayah yang terendam banjir di Kelurahan Bangka sudah surut seperti di Kemang Selatan X dengan jumlah warga 300 jiwa. Banjir di Jalan Kemang Raya merendam sejumlah mobil serta pusat pertokoan.

Tercatat ada empat dari lima RW yang terdapat di Kelurahan Bangka terendam banjir akibat luapan Kali Krukut dan Kali Mampang. Dari empat RW tersebut, tersisa di RT 4 yang masih tergenang banjir, tepatnya di RT 03 wilayah Kemang Selatan Delapan berbatasan dengan Cipete.

"Wilayah ini memang posisinya cukup rendah dari Kali Mampang, lokasinya juga agak turunan," kata Nofia.

Sementara itu, warga yang rumahnya sudah surut dari banjir mulai kembali ke rumah masing-masing, ditambah lagi listrik sudah menyala. Warga memilih membereskan sisa banjir yang membawa material lumpur ke dalam rumah mereka. Memilah barang yang masih bisa diselamatkan dan membuang sebagianbesar barang atau benda yang rusak akibat banjir seperti televisi, bufet televisi, buku-buku dan peralatan lainnya.

Didit (64), warga Kemang Selatan X mengatakan, butuh waktu dua hari untuk membersihkan rumahnya dari banjir. Apalagi warga terbatas mengakses air bersih untuk menyiram lumpur keluar dari rumah.

"Karena di sini banyak kontrakan jadi pemakaian air terbatas, kecil debitnya, jadi agak susah aja membersihkan rumah sekaligus," kata Didit.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement