REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat peristiwa bencana yang terjadi di Aceh sepanjang 2019 sebanyak 797 kali. Jumlah tersebut meningkat lebih dari 50 persen dibandingkan pada 2018.
"Peningkatan lebih dua kali lipat dari Tahun 2018 yang terjadi hanya 362 kali, dan kerugian akibat bencana pada 2019 sekitar Rp168 miliar," kata Kepala Pelaksana BPBA Sunawardi di Banda Aceh, Kamis (2/1).
Dia menyebutkan akibat bencana tersebut pihaknya mencatat sebanyak 88.113 jiwa dari 23.855 kepala keluarga serta 1.206 orang terpaksa mengungsi. "Yang meninggal dunia akibat bencana sebanyak enam orang dan luka-luka sebanyak 11 orang," katanya.
Ia menjelaskan bencana yang paling banyak terjadi pada 2019 yaitu kebakaran pemukiman sebanyak 285 kali, sedangkan pada 2018 hanya terjadi 97 kali. Begitu juga dengan kebakaran hutan dan lahan pada 2019 sebanyak 220 kejadian, dan pada 2018 hanya 65 kali kejadian.
Kata dia, Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBA mencatat kejadian bencana lain yang juga berdampak besar pada masyarakat, seperti bencana puting beliung, yang terjadi 95 kali, banjir genangan 70 kali, longsor 26 kali, banjir luapan 24 kali dan gempa bumi sebanyak 14 kali dengan kekuatan mulai 5,0 hingga 5,3 skala richter.
"Kebakaran masih menjadi bencana yang paling banyak terjadi, terutama kebakaran pemukiman. Sebenarnya kebakaran pemukiman hanya dapat diminimalkan dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat," katanya.
Dia menambahkan wilayah yang paling banyak mengalami bencana tahun lalu, yakni Aceh Besar dengan 138 kejadian, Gayo Lues 50 kejadian, Aceh Selatan 49 kejadian, Aceh Barat 48 kejadian, Aceh Jaya 48 kejadian, Aceh Utara 44 kejadian, Bireuen 43 kejadian, dan Aceh Tengah 40 kejadian.
"Kerugian akibat bencana yang paling banyak dialami oleh Kabupaten Aceh Selatan sebesar Rp19 miliar, Aceh Tenggara Rp15 miliar, Aceh Utara Rp11 miliar, Aceh Singkil Rp7 miliar, dan Aceh Jaya sebesar Rp6 miliar," katanya