REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) mencatat total 624 kejadian gempa yang terjadi di wilayah Jawa Tengah sepanjang tahun 2019.
"Gempa di Jawa Tengah yang tercatat oleh Stasiun Geofisika Banjarnegara sepanjang 2019 ada sebanyak 624 kejadian," kata Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhie di Banjarnegara, Kamis (2/1).
Dia menambahkan, dari 624 kejadian gempa tersebut hanya 29 di antaranya yang merupakan gempa dirasakan. "Sementara sisanya merupakan gempa yang tidak dirasakan," katanya.
Dia juga menambahkan bahwa aktivitas gempa terbanyak terjadi pada bulan Desember 2019 yaitu sebanyak 63 kejadian.
Sementara itu, berdasarkan hasil pencatatan gempa bumi tersebut kata dia, dapat disimpulkan bahwa daerah selatan Jawa merupakan daerah yang memiliki seismisitas yang aktif.
Dia menambahkan, wilayah Selatan Jawa merupakan daerah pertemuan lempeng tektonik di mana lempeng Indo-Australia menyubduksi lempeng Eurasia.
Dia juga mengatakan, masyarakat perlu memahami dengan baik mengenai potensi kebencanaan di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya, termasuk potensi gempa.
Dia juga kembali mengatakan bahwa masyarakat harus mengetahui dan memperkuat upaya mitigasi atau pengurangan risiko bencana minimal untuk dirinya sendiri.
"Masyarakat juga perlu menggali informasi secara mandiri dari sumber yang terpercaya misalkan dari BMKG melalui akun-akun media sosial resmi. Hal itu merupakan langkah yang paling tepat sehingga dapat terhindar dari disinformasi atau hoaks, dan bahkan bisa mengedukasi sesama masyarakat yang lain," katanya.
Dia juga menambahkan bahwa kejadian gempa tidak dapat dihindari namun risiko yang ditimbulkan dapat diminimalkan dengan melakukan upaya mitigasi.