REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Menteri Luar Negeri Pakistan Makhdoom Shah Mehmood Qureshi ikut menyoroti aksi kekerasan pascaprotes terhadap undang-undang kewarganegaraan di India. Dikutip dari Daily Times, Kamis (2/1), ia mengatakan Muslim di India menghadapi perlakuan parah selama aksi protes tersebut.
"Apa yang terjadi dengan kaum minoritas di India telah membuat kami memahami sangat bernilai dan pentingnya Pakistan," kata Qureshi saat berpidato di peresmian Urs ke-706 Hazar Shah Ruknuddin Alam, Rabu (1/1).
Dia mengatakan sebagian umat Islam di India tidak diizinkan untuk berkumpul bahkan untuk melaksanakan salat Jumat di Kashmir yang dikuasai India. India selalu mengklaim mereka sebagai negara sekuler, namun kaum minoritas kerap mengalami penderitaan terus-menerus.
Qureshi mengatakan musuh bersekongkol untuk menciptakan kekacauan di Pakistan, dengan menambahkan perang hibrida sedang diberlakukan. "Musuh ingin menciptakan perpecahan di antara orang-orang kami dan melemahkan kami secara psikologis melalui taktik negatif," katanya.
Qureshi menegaskan Pakistan adalah negara yang kuat, terlepas dari kenyataan ia menghadapi tantangan ekonomi. Namun, ia meyakini semua masalah itu akan diatasi dan dikuasai segera.
Ia menambahkan berjuta-juta orang mencari bimbingan dari ajaran para suci sufi. Tokoh sufi, Hazrat Shah Ruknuddin Alam, selalu menyebarkan pesan harapan, perdamaian, persaudaraan. Bahkan menurutnya ribuan orang yang mengikuti ajaran sufi memeluk Islam. Sekretaris Parlemen Federal Makhdoom Zain Qureshi, asisten khusus untuk CM Javed Akhtar Ansari dan sejumlah tokoh terkemuka lainnya juga hadir dalam acara tersebut.