REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengisi suara Riki si badak sumatra di Riki Rhino menjadi pengalaman perdana bagi aktor Hamish Daud membintangi film animasi. Hamish tertantang melakoninya karena sangat tertarik dengan tema konservasi yang diusung film.
Pria 39 tahun kelahiran Australia itu memang dikenal sebagai pegiat lingkungan. Hamish merupakan salah satu pendiri Yayasan Indonesian Ocean Pride dan selalu peduli terhadap berbagai isu lingkungan. Hamish menganggap visi film selaras dengannya.
"Konservasi adalah topik berat yang tidak mudah dipahami semua orang, apalagi anak-anak. Dengan mengemasnya dalam bentuk film kartun seperti ini menjadi lebih ringan dan seru. Ini film animasi komedi yang sangat menarik untuk anak-anak," ucap suami dari penyanyi Raisa Andriana itu.
Hamish ingin menularkan kecintaannya terhadap alam, tetapi bukan dengan cara menggurui. Film dinilainya sebagai medium tepat, sebab dapat mengubah gaya hidup penikmatnya dan menyampaikan pesan tentang pelestarian lingkungan.
Hamish pun menganggap Riki Rhino tepat guna mengenalkan keanekaragaman hayati di Indonesia kepada anak-anak. Selain badak sumatra, film menampilkan tokoh bebek, orangutan, harimau sumatra, penyu belimbing, gajah sumatra, dan banyak satwa lain.
Karena menyasar anak-anak, film menggunakan sudut pandang para hewan. Mereka dibuat bisa berbicara dan melawan pemburu jahat. Riki dan Beni (Ge Pamungkas) bersama hewan-hewan lain juga melawan para pelaku penebangan liar dan sosok yang membakar hutan.
Proses Hamish mengisi suara sebanyak empat kali sesi di studio, masing-masing dengan durasi maksimal 3,5 jam. Dia harus piawai mengatur pernapasan dan banyak minum air hangat supaya suaranya tetap konsisten. Hamish menciptakan suara badak sesuai karakter Riki.
"Lihat badak badannya gede, jadi suaranya dibikin agak berat sesuai dengan bentuk fisik. Lebih banyak pakai imajinasi sendiri, membayangkan seperti apa ya kalau saya jadi badak yang lari-lari di hutan," kata Hamish yang pernah membintangi film Trinity, The Nekad Traveler.