Jumat 03 Jan 2020 10:13 WIB

Austria Pertimbangkan Larangan Jilbab Hingga Usia 14 Tahun

Pemerintah Austria juga mempertimbangkan aturan tahanan perlindungan.

Austria Pertimbangkan Larangan Jilbab Hingga Usia 14 Tahun. Muslim Austria
Foto: Onislam.net
Austria Pertimbangkan Larangan Jilbab Hingga Usia 14 Tahun. Muslim Austria

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Pemerintah koalisi Austria mengumumkan sedang mempertimbangkan beberapa langkah untuk mengekang pengaruh Islam. Pemimpin Partai Konservatif Rakyat (OVP) dan mantan kanselir Sebastian Kurz menggambarkannya sebagai Islam politik.

Langkah-langkah tersebut termasuk larangan jilbab untuk anak perempuan sampai mereka mencapai usia 14 tahun. Kemudian, ketentuan untuk menempatkan individu berpotensi berbahaya dalam tahanan perlindungan untuk mencegah mereka melakukan tindakan kekerasan.

Baca Juga

"Radikalisasi dan politik Islam tidak memiliki tempat di Austria," ujar Kurz selama masa jabatan pertamanya sebagai kanselir, dilansir di Breitbart, Kamis (2/1).

Dia menyerukan UU Islam 2015 untuk menutup masjid yang dituduh mendukung ekstremisme dan terlibat dalam kegiatan politik subversif. Di antara fitur-fitur lain dari UU Islam adalah larangan pendanaan asing untuk kegiatan keagamaan di Austria. Jilbab dilarang pada Mei 2019 untuk anak perempuan di bawah 10 tahun.

Aturan tersebut dikecam sebagai tidak tahu malu dan serangan langsung terhadap kebebasan beragama oleh Muslim Austria dan tindakan ekstremisme kanan oleh lawan politik Kurz. Kurz berencana menaikkan batas usia larangan jilbab menjadi 14 tahun jika ia kembali menjabat sebagai kanselir.

photo
Mantan kanselir Austria Sebastian Kurz.

Usulan untuk penahanan preventif untuk orang-orang yang akan menimbulkan ancaman terhadap keselamatan publik jelas diilhami oleh seorang pencari suaka Afghanistan yang melakukan serangan pisau pada Februari dan secara kritis melukai empat orang. Seorang migran Afghanistan lainnya didakwa membunuh dua orang dalam serangan pisau pada Oktober.

Kurz, saat ini berusia 33 tahun, adalah kanselir Austria dan pemimpin nasional termuda di dunia hingga ia kehilangan suara tidak percaya pada Mei atas skandal korupsi yang melibatkan wakil kanselir Heinz-Christian Strache. Sementara Kurz tidak ternoda oleh skandal, Partai Kebebasan (FPO) sayap kanan Strache diusir dari koalisi yang memerintah.

OVP kemudian mencetak hasil terbaiknya dalam pemilihan September, jadi Kurz sekali lagi pemimpin termuda di dunia. Tetapi, kali ini rekan koalisinya adalah Partai Hijau, menandai apa yang dilihat oleh hampir semua pengamat sebagai pergeseran nyata ke kiri untuk politik Austria.

Partai Hijau juga membuat keuntungan besar pada September tetapi masih jauh di belakang OVP, dengan sekitar 14 persen untuk 37 persen suara OVP. Partai Hijau sebenarnya hanya partai Austria terbesar keempat, tertinggal dari Demokrat Sosial yang runtuh tetapi masih tangguh dan mantan sekutu Strache.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement