Jumat 03 Jan 2020 11:01 WIB

Polda Jatim Buat Belasan Posko Siaga Bencana

Posko siaga bencana dibangun di wilayah rawan banjir di Jatim.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Warga naik becak menerobos banjir, ilustrasi
Foto: Antara/Saiful Bahri
Warga naik becak menerobos banjir, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Daerah Jawa Timur mendirikan sebanyak 16 posko siaga yang ditempatkan di daerah rawan banjir di wilayah setempat. Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan, didirikannya posko-posko tersebut guna mengantisipasi bencana banjir dan longsor, mengingat akhir-akhir ini curah hujan tinggi. Sehingga, ketika terjadi bencana, aparat bisa langsung bergerak membantu masyarakat.

"Untuk siaga bencana untuk masing-masing Polres sudah bekerja sama dengan pemerintah daerah masing-masing guna membangun posko terutama daerah banjir," kata Luki di Mapolda Jatim, Surabaya, Jumat (3/1).

Baca Juga

Luki mengatakan, posko yang disiagakan tersebut nantinya juga bisa dimanfaatkan warga masyarakat yang akan berhenti untuk berteduh saat hujan, atau mengungsi saat banjir. Bahkan, kata Luki, posko yang didirikan tersebut telah dilengkapi dapur, yang artinya sangat siap jika sewaktu-waktu harus menampung pengungsi.

"Ada 16 di tenda yang yang sudah terpasang lengkap dengan dapurnya dengan makanannya, untuk kesehatan ada, semuanya sudah ada di tenda-tenda jadi kita sudah tanggap bencananya sudah siap," ujar Luki.

Luki menyebut ada beberapa daerah rawan banjir di Jatim yang perlu jadi perhatian. Beberapa daerah di antaranya adalah Bondowoso, Lamongan, Tuban, dan Ngawi. "Juga ada yang rawan longsor juga ada di daerah Mataraman, Trenggalek, dan ke atas itu jadi ada di Malang Kabupaten, ada beberapa memang," kata Luki.

Luki mengaku, pihaknya juga telah menyiapkan alat-alat berat yang telah ditempatkan di daerah-daerah rawan longsor. Alat-alat berat tersebut sengaja didekatkan ke daerah-daerah rawan longsor agar jika sewaktu-waktu terjadi bencana, bisa cepat bergerak.

"Kami siapkan termasuk alat-alat berat kami geser didekatkan ke daerah-daerah pegunungan yang jalan yang ada di sekitar gunung untuk juga apabila nanti ada longsor, alat berat itu sudah bisa melakukan evakuasi," ujar Luki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement