REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Masyarakat Kecamatan Lebak Gedong, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten hingga tiga hari terakhir setelah banjir bandang masih terisolasi. Mereka terisolasi karena jembatan penghubung antarkecamatan Cipanas-Sobang-Cibeber putus.
"Kami memfokuskan tim evakuasi dapat menyelamatkan warga yang terjebak bencana alam itu," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Jumat (3/1).
Tim evakuasi yang melibatkan Kopassus, Basarnas, Brimob, BPBD Kabupaten Lebak dan Banten, serta relawan memfokuskan penanganan warga yang tinggal di lokasi terisolasi di sejumlah perkampungan di Kecamatan Lebak Gedong. Untuk menembus lokasi itu, kata dia, petugas terpaksa melintasi Jalan Muncang yang jarak tempuhnya cukup jauh.
Masyarakat di daerah terisolasi membutuhkan penanganan khusus, namun lokasinya rawan longsor karena perbukitan dan pegunungan. Apalagi, kata Kaprawi, cuaca ekstrem yang ditandai hujan lebat masih terjadi sehingga tim evakuasi mengalami kesulitan melakukan pertolongan.
Kebanyakan warga yang terdampak bencana itu berada di aliran Sungai Ciberang, perbukitan, dan pegunungan. Lokasinya di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Kondisi seperti itu cukup rawan terjadi bencana susulan sehingga petugas hati-hati memasuki kawasan TNGHS.
"Kami berharap tim evakuasi dapat menyelamatkan warga yang terjebak bencana alam itu dengan selamat," katanya.
Dia menjelaskan saat ini korban bencana alam yang dilaporkan meninggal dunia tiga orang atas nama Rizki, Uding, dan Arsad. Mereka warga Kecamatan Lebak Gedong yang hanyut saat terjadi banjir bandang.
Banjir bandang terjadi di enam kecamatan yakni Lebak Gedong, Cipanas, Curug Bitung, Maja, Sajira, dan Cimarga. Rumah warga yang tergenang air juga mengalami kerusakan berat, sedangkan para korban tinggal di tujuh posko pengungsian. "Kami berharap tidak ada lagi korban jiwa akibat banjir bandang itu," ungkap Kaprawi.