REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono memastikan ibu kota negara yang baru akan bebas dari banjir. Bukan hanya karena wilayah yang dipilih juga memiliki sejarah tanpa banjir, tetapi secara design pemerintah sudah memitigasi persoalan banjir ini.
Basuki menjelaskan, secara Paleohidrologi wilayah ibu kota negara baru tidak memiliki sejarah banjir. Hanya saja, kata Basuki ketika ekosistem yang ditinggali tersebut berubah, potensi banjir tetap ada dikemudian hari. Namun, Basuki menjelaskan design ibu kota baru tersebut sudah memitigasi persoalan ini.
"Secara paleohidrologi nya, dari sejarah hidrologi nya enggak ada. Bencana nya juga minim," ujarnya.
Sebab itu, dalam desain ibu kota negara baru masih terdapat ruang terbuka yang luas, hal ini untuk dijadikan serapan air ketika musim hujan tiba. Selain itu juga sudah dirancang teknologi untuk mempercepat genangan air surut.
"Sudah dihitung, 70 persen menurut desain tadi masih berupa hijau. Nagara Rimba Nusa, itu dia dengan konsep air, walaupun tidak di kelilingi laut tapi dikelilingi oleh air," ujar Basuki.
Selain banjir, lahan ibu kota baru juga bebas dari kebakaran hutan, sebab tidak memiliki kandungan batubara. "Justru kita pilih di sepaku ini karena yang menurut penelitian, tidak ada batu baranya. Kalau yang Timur nya Bukit Soeharto itu yang ada batubara nya," tandasnya.