REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, berharap ada yang mengantikan almarhum Yunahar Ilyas di Muhammadiyah. Kekosongan jabatan yang diisi oleh almarhum sendiri akan dibahas dalam Muktamar yang akan digelar pada Juli 2020 nanti.
"Mudah-mudahan akan segera lahir Yunahar yang baru, yang bisa mengisi kevakuman itu. Tidak ada yang mengisi sampai nanti Muktamar," kata Muhadjir saat menghadiri prosesi pemakaman almarhum di Pemakaman Karangkajen, Yogyakarta, Jumat (3/01).
Ia sangat kehilangan sosok almarhum. Terlebih, di tahun 2019 ini sudah ada dua tokoh Muhammadiyah yang meninggal. "Ini sudah ada dua orang di jajaran Muhammadiyah yang meninggal. Pertama Prof Bachtiar Effendy dan sekarang Prof Yunahar Ilyas. Mudah-mudahan diberi kedudukan yang mulia sesuai amal kebajikannya," lanjut Muhadjir.
Walaupun begitu, ia berpikir tidak ada yang bisa menggantikan peran selayaknya seperti Yunahar. Menurutnya, almarhum memiliki posisi yang unik di Muhammadiyah, terutama dalam hal kepakaran keislaman yang dalam dan kuat.
"Tapi saya yakin tidak ada yang bisa betul-betul menggantikan peranan Prof Yunahar ini. Beliau ini memiliki pengetahuan keislaman yang multi kompleks," ujarnya.
Dengan kosongnya posisi yang dipegang almarhum, maka tugasnya, kata Muhadjir, akan diambil alih oleh pimpinan Muhammadiyah yang lain. Yakni sampai Muktamar digelar nantinya. "Biasanya urusannya akan diambil alih oleh pimpinan yang lain. Mudah-mudahan nanti segera ada pengganti," tambahnya.