REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan langkah pemerintah menanggulangi banjir di kawasan Jabodetabek yang dilakukan dari hulu, tengah, hingga ke hilir. Salah satunya adalah membangun sodetan dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT).
"Di bagian hulu, kami meneruskan pembangunan bendungan di Sukamahi dan Ciawi yang kita percepat tahun ini akan bisa jadi karena tanahnya sudah bebas sebagian besar bebas sudah 90 persen lebih," kata Basukisaat ditemui di Kemenko Kemaritiman dan Investasi Jakarta, Jumat (3/1).
Basuki mengatakan saat ini progres pembangunan dua bendungan di Bogor itu baru mencapai 45 persen dan diharapkan akhir tahun 2020 bisa rampung. Kemudian, di bagian tengah, langkah yang dilakukan adalah normalisasi atau naturalisasi sungai. Meski berbeda istilah, Basuki mengatakan inti dari langkah itu sama saja, yakni melebarkan sungai agar bisa menampung air lebih banyak.
Ada pun untuk sodetan dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT), lanjut Basuki, juga diklaim akan sangat berdampak signifikan terhadap volume air yang mengalir. "Sodetan yang dari Ciliwung ke KBT itu 60 meter kubik per detik, itu akan membantu sekali mengurangi debit banjir yang di Ciliwung," ujarnya.
Menteri mengatakan rampungnya sodetan memang masih menjadi pekerjaan rumah karena tergantung pada pembebasan lahan di sekitar Sungai Ciliwung yang ditempati warga. Namun, ia mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah bertemu dengan warga dan ada titik terang mengenai hal itu.
"Alhamdulillah Pak Gubernur sudah ketemu warga dan kelihatannya warga sudah setuju. Penlok (penetapan lokasi) sudah kami ajukan juga," katanya.
Lebih lanjut, meski banyak yang menyebut normalisasi sungai belum efektif mengatasi banjir, Basuki mengatakan hal itu harus dilihat secara rinci. Ia juga enggan membahas lebih jauh soal perdebatan mengenai istilah normalisasi dan naturalisasi sungai.
"Itu harus dilihat detail. Harus lihat skemanya. Saya enggak mau debatlah. Saya tidak dididik untuk berdebat," ujarnya.