REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM— Menteri pertahanan Israel pada Jumat (3/1) memanggil para komandan militer dan keamanan Israel ke Tel Aviv setelah komandan senior Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani, terbunuh dalam serangan udara Amerika Serikat.
Sementara para pejabat Iran telah menyatakan akan melakukan pembalasan. Israel, sekutu terdekat AS di Timur Tengah, tidak memberikan pernyataan terbuka atas kematian Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis di Baghdad, Irak.
Namun, Radio Tentara Israel menyebutkan bahwa militer Israel telah meningkatkan kewaspadaan di tengah kekhawatiran bahwa Iran akan menyerang melalui sekutu-sekutunya di kawasan, seperti Hizbullah dukungan Teheran ke utara atau melalui kelompok gerilyawan Palestina sertaHamas dan Jihad Islam di Gaza.
"Mereka akan menunggu saat yang tepat untuk melakukan pembalasan, mungkin dengan melancarkan tembakan ke wilayah Israel dengan bantuan milisi Syiah di Suriah dan bahkan dari Gaza," tulis Ron Ben-Yishai, komentator untuk media Israel, Ynet, di laman daring media tersebut.
Di Gaza, Hamas, yang selama ini mendapatkan bantuan keuangan dan militer dari Teheran, mengutuk pembunuhan Soleimani itu dan menyampaikan "rasa duka cita yang mendalam" kepada Iran.
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang berkunjung ke Yunani, Menteri Pertahanan Naftali Bennet memanggil para komandan senior untuk berkumpul pada Jumat pagi guna 'menilai situasi, menurut sumber beberapa pejabat kementerian.
Israel telah sekian lama menganggap Soleimani sebagai ancaman besar. Pada Agustus tahun lalu, militer Israel mengatakan pihaknya telah menggagalkan serangan Pasukan Quds, yang diatur Soleimani , dengan mengerahkan sejumlah pesawat nirawak (drone) dari Suriah.