Sabtu 04 Jan 2020 02:09 WIB

Rusia Kritik Serangan AS ke Bandara Baghdad

Rusia nilai AS melanggar hukum internasional.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Serangan AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak pada Jumat (3/1). Usai serangan di Bandara Baghdad, Kedubes AS minta warga AS segera tinggalkan Irak.
Foto: EPA
Serangan AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak pada Jumat (3/1). Usai serangan di Bandara Baghdad, Kedubes AS minta warga AS segera tinggalkan Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Rusia mengkritik Amerika Serikat (AS) karena melancarkan serangan udara ke Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada Jumat (3/1). Menurutnya hal tersebut tak sesuai dengan hukum internasional.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menilai, serangan AS ke Bandara Internasional Baghdad merupakan respons karena kedutaan besarnya di kota tersebut diserang massa pengunjuk rasa. Irak diketahui sedang dilanda gelombang demonstrasi.

Baca Juga

Dia berpendapat tindakan AS keliru. "Ternyata serangan rudal dilakukan pertama kali, tindakan yang tidak selaras dengan hukum internasional dilakukan. Baru kemudian mereka (AS) meminta (penilaian peristiwa) yang melibatkan kedutaan (AS). Ini mungkin puncak dari sinisme," ujar Zakharova, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Dia menjelaskan Dewan Keamanan PBB adalah pihak yang berwenang untuk memberi penilaian atas aksi penyerangan kedutaan besar AS di Baghdad. Namun, AS tak meminta Dewan Keamanan menggelar pertemuan untuk membahas persoalan tersebut.

"Untuk mengutuk serangan terhadap kedutaan mereka, negara-negara pergi ke Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan rancangan pernyataan. Washington tidak mengajukan permohonan ke Dewan Keamanan, yang berarti bahwa mereka tidak tertarik dengan tanggapan dunia (dan bahwa AS) tertarik untuk mengubah keseimbangan," kata Zakharova.

Menurutnya, serangan AS ke Bandara Internasional Baghdad hanya akan meningkatkan ketegangan di kawasan. Rusia tak menutup kemungkinan bahwa serangan tersebut akan dibahas di Dewan Keamanan. "Saya yakin masalah ini akan dibahas di New York hari ini," ucapnya.

Serangan AS ke Bandara Internasional Baghdad telah meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah. Sebab, serangan itu telah menyebabkan Komandan Pasukan Quds Mayor Jenderal Qasem Soleimani tewas. Pasukan Quds merupakan sebuah divisi atau sayap Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah menegaskan akan membalas tindakan AS.  Suriah dan Irak pun mengutuk serangan udara AS. Suriah, melalui kantor berita negaranya, Syrian Arab News Agency (SANA), menyebut agresi AS ke Bandara Internasional Baghdad adalah tindakan kriminal yang berbahaya.

Presiden Irak Barham Salih berpendapat serupa. Dia mendesak semua pihak menahan diri. "Irak harus mengutamakan kepentingan nasionalnya dan menghindari tragedi konflik bersenjata yang telah mengganggunnya selama empat dekade," kata Salih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement