REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Satuan Pelaksana Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Rohmat, menyebutkan hingga Jumat (3/1) malam, sampah dari sofa hingga helm yang sudah diangkut dari Pintu Air Manggarai mencapai 50 truk
Rohmat mengatakan UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup telah membersihkan sampah yang bermuara di Pintu Air Manggarai tersebut sejak Jumat dini hari pukul 02.00 WIB.
"Sampah dari sejak banjir itu baru selesai kita angkut jam 12 malam, kemudian datang lagi dan baru kami angkut jam 2 pagi. Sekarang sudah 49 truk yang diangkut sampai malam ini, kemungkinan akan bertambah lagi jadi 50 truk lebih karena sisanya masih banyak," kata Rohmat saat ditemui Antara di Pintu Air Manggarai Jakarta, Jumat.
Jenis sampah yang diangkut dari Pintu Air Manggarai ini bervariasi, mulai dari puing-puing kayu, perabotan rumah tangga, kasur, bahkan sofa dan helm juga turut hanyut saat banjir melanda wilayah Jabodetabek.
Bahkan, saat pengangkutan sampah sebelumnya, Rohmat menceritakan para petugas menemukan kulkas, lemari, bangku hingga kompor dan tabung gas yang hanyut di Kali Ciliwung.
Pada pengangkutan sebelumnya, jumlah sampah berkisar 44 truk. Hal itu karena adanya hambatan di bawah kolong jembatan Kampung Melayu.
"Karena kemarin debit airnya lebih tinggi dan jembatannya agak rendah, sampahnya nyangkut. Sekarang ini baru pada lolos sampahnya ke pintu Manggarai," ujar dia.
Rohmat menambahkan truk sampah dan tiga ekskavator dari Pemprov DKI Jakarta disiagakan 24 jam selama musim hujan, terutama setelah banjir. Ada pun personel UPK Badan Air DLH yang disiagakan mencapai 50 orang setiap hari.
Sampah-sampah yang telah diangkut nantinya akan dibuang sementara ke Tempat Pembuangan di Jalan Perintis Kemerdekaan sebelum ke Bantar Gebang.
"Ini sementara dulu dibuang ke Perintis Kemerdekaan untuk mempercepat pengangkutan. Kalau Bantar Gebang bisa sehari untuk proses pembuangannya," ungkap Rohmat.