REPUBLIKA.CO.ID, QUETTA— Presiden Azad Jammu dan Kashmir (aJK), Sardar Masood Khan, mengucapkan terima kasih mewakili rakyat Azad Jammu dan Kashmir kepada rakyat Balochistan atas dukungan mereka terhadap warga Khasmir.
Dilansir dari Pakistan Observer, dia menambahkan bahwa sudah lebih dari 20 kota di Balochistan mengadakan demontrasi terhadap India yang telah menduduki AJK dalam kebebasan dan penentuan nasib.
Presiden membuat pernyataan tersebut saat adanya interaksi oleh para peserta lokakarya Keamanan Nasional Kelima Balochistan di Quetta. Topik diskusi saat itu ialah “Kashmir – its Genesis, Global Perspective and way forward”.
Menurut siaran pers, lokakarya ini diselenggarakan bersama oleh Komando Militer Selatan dan Universitas Pertahanan Nasional Angkatan Darat Pakistan.
Dalam sambutan pembukaannya, Presiden mengatakan bahwa rakyat Balochistan mengalami kemajuan pesat. Hal itu menjadi suatu kebanggaan bahwa orang-orang gagah berani dari Balochistan sekarang sepenuhnya diwakili di semua lembaga nasional termasuk birokrasi, angkatan bersenjata, peradilan dan juga di arena politik.
Saat itu, Presiden juga menceritakan situasi HAM yang serius di Khasmir sejak 1947. Tetapi, setelah pemerintah Modi yang dipimpin BJP mengambil alih kekuasaan di India, situasi telah berubah menjadi lebih buruk.
Dia mengatakan bahwa operasi barisan dan pencarian telah menjadi aturan selama anak-anak muda Kashmir dijemput, orang tua dipukuli dan kaum wanita dilecehkan dan dianiaya.
“Menurut Federasi Nasional Perempuan India, lebih dari 13 ribu anak laki-laki Kashmir yang tidak bersalah telah diambil secara ilegal. Anak-anak ini dikirim ke penjara di seluruh India di mana mereka disiksa dan dibiarkan trauma seumur hidup,” kata Masood Khan.
India secara paksa telah menempatkan umat Hindu di Kashmir dan telah menerbitkan peta palsu yang menunjukkan Azad Kashmir dan Gilgit Baltistan sebagai wilayah India.
Dengan dalih mendirikan fasilitas kesehatan, mereka berencana untuk menempatkan umat Hindu di IOJK dan permukiman dibuat untuk mantan pejabat militer, yang disebut pengungsi dan pakar Pakistan Barat.
"Ada bahaya segera dari arus pengungsi besar-besaran ke Pakistan yang akan mengarah pada ketidakseimbangan demografis lebih lanjut di IOJK yang mengubah Muslim menjadi minoritas," kata Masood Khan memberi tahu.