REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Kamran Dikarma
Memasuki awal 2020, Kebun Binatang London, Inggris, melaksanakan salah satu kegiatan rutin penting tahunannya, yakni menginventarisasi hewan-hewan koleksinya. Terutama, mereka yang masuk dalam kategori langka.
Pendataan dilakukan dan hasilnya akan dimasukkan ke International Species Information System (ISIS). Kebun Binatang London didirikan Sir Stamford Raffles pada 1826. Tempat itu merupakan kebun binatang ilmiah zoologi tertua di dunia.
Berbagai cara pun dilakukan para petugas untuk memancing binatang dengan makanan agar keluar dari kandangnya. Tak jarang aksi unik dan menggemaskan juga ditunjukkan oleh beberapa binatang, mereka mengganggu petugas sensus.
Semua hewan di kebun binatang yang terletak di pusat ibu kota Inggris itu memang rutin dihitung setiap tahunnya. Proses penghitungan ini bisa memakan waktu sekitar seminggu.
Sensus di kebun binatang ini merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan izin kebun binatang. Nantinya, data yang dikumpulkan akan dibagi dengan kebun binatang di seluruh dunia.
Salah seorang penjaga Kebun Binatang London, Martin Franklin, terlibat dalam proses pendataan hewan-hewan tersebut. Dia bertanggung jawab untuk mendata reptil-reptil di sana. "Saya beruntung ada di departemen reptil karena kita cenderung memiliki hewan yang cukup besar dan berjalan-jalan di taman untuk menghitungnya. Kita menghitungnya setiap hari sehingga kita tahu apa yang kita punya,” ujar dia, dikutip laman BBC pada Jumat (3/1).
Menurut Franklin, inti dari melakukan pendataan rutin setiap tahunnya adalah, Kebun Binatang London perlu memiliki foto sekali setahun untuk tujuan lisensi. Dalam proses pendataan, para penjaga Kebun Binatang London memang berupaya memotret hewan-hewan koleksinya. Mulai dari, penguin, ular, burung hantu, singa, burung unta, dan lainnya.
Kebun Binatang London juga memiliki sepasang harimau Sumatra bernama Jae Jae dan Melati. Kucing pemangsa itu telah masuk kategori langka serta terancam punah. Upaya pengembangbiakan pun dilakukan di sana.
Kebun Binatang London sempat merawat harimau Sumatra lain bernama Raika. Namun, upaya pengembangbiakan terhadap Raika gagal dan ia akhirnya dipindahkan ke tempat khusus.
Kebun Binatang London juga berusaha mengembangbiakkan hewan langka lainnya, yakni monyet colobus hitam-putih. Ia biasa disebut spesies primata dari "Old World".
Proses pendataan yang cukup rumit harus diemban para petugas di departemen serangga. "Tim serangga kami memiliki pekerjaan nyata di tangan mereka. Mereka mungkin terkadang menghitung seluruh koloni hanya sebagai satu binatang. Tapi, secara umum semua dihitung," kata Franklin.
Direktur Kebun Binatang London David Field mengungkapkan, inventaris hewan-hewan memang perlu dilakukan dan dimasukan ke dalam data ISIS. "Kami mengumpulkan semua data ini, jadi kami tahu kebun binatang apa memiliki binatang apa," ucapnya.
Menurut dia, semua pekerjaan yang dilakukan di sini adalah menghitung hewan adalah agar kita dapat memahami apa yang dimiliki. Termasuk juga untuk membiakkan jantan dan betina yang paling penting secara genetik untuk membiakkan spesies yang terancam punah.
Tahun lalu Kebun Binatang London menghitung hampir 18.500 hewan, termasuk 21 laba-laba jaring merah dan enam buaya Filipina. Total seluruh buaya yang ada di kebun binatang ini menyentuh angka 712 spesies. N ed: setyanavidita livikacansera