REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Kelompok al-Shabab mengatakan telah menyerang pangkalan militer yang digunakan oleh pasukan Amerika Serikat (AS) dan Kenya di pesisir Kenya. Militer Kenya mengatakan, upaya penyerangan sebelum fajar itu dapat dilumpuhkan dan setidaknya empat penyerang tewas.
"Lapangan terbang itu aman. Timbul akibat penyerangan yang gagal, kebakaran terjadi yang memengaruhi beberapa tangki bahan bakar yang terletak di landasan udara," kata pernyataan militer Kenya.
Seorang saksi mata melaporkan asap hitam membumbung di atas pangkalan dan warga melaporkan sebuah bom mobil meledak. Komando Afrika AS mengonfirmasi serangan di Camp Simba di wilayah Lamu.
Sebuah laporan internal kepolisian Kenya mengatakan, dua pesawat bersayap milik AS dan Kenya, dua helikopter AS dan beberapa kendaraan AS di landasan terbang militer Teluk Manda hancur. Pernyataan al-Shabab menegaskan telah menimbulkan korban dalam serangan di pangkalan militer di Teluk Manda, dekat perbatasan dengan Somalia, pada Ahad. Mereka berhasil menghancurkan peralatan militer AS, termasuk pesawat terbang.
Serangan itu terjadi lebih dari sepekan setelah bom truk al-Shabab di ibukota Somalia menewaskan sedikitnya 79 orang. Serangan udara AS menewaskan tujuh pejuang al-Shabab sebagai tanggapan atas peristiwa sebelumnya.
Tahun lalu Al-Shabab menyerang pangkalan militer AS di Somalia. Kelompok itu telah melakukan beberapa serangan terhadap pasukan Kenya di masa lalu sebagai balasan mengirim pasukan ke Somalia untuk melawannya. Al-Shabab juga telah menyerang sasaran sipil di Kenya termasuk bus, sekolah, dan pusat perbelanjaan.
Serangan pada Ahad pagi terjadi beberapa hari setelah serangan udara AS menewaskan komandan militer Iran dan Iran bersumpah akan melakukan pembalasan. Namun, Al-Shabab adalah kelompok Muslim Sunni dan tidak ada tanda-tanda hubungan dengan Iran atau proksi Syiah.
Analis Rashid Abdi membahas serangan tidak ada hubungannya dengan ketegangan di Timur Tengah. Namun, dinas keamanan Kenya telah lama khawatir bahwa Iran berusaha untuk membangun hubungan dengan Al-Shabab.
"Secara terang-terangan Wahabi Al-Shabaab bukanlah sekutu alami Syiah Iran, bahkan bermusuhan. Namun, jika Kenya mengklaim itu benar, serangan AS mungkin telah tepat waktu untuk memberi sinyal kepada Iran itu terbuka untuk aliansi taktis," tulis Abdi di Twitter.
Al-Shabab yang terkait dengan Alqaeda berbasis di Somalia dan telah meluncurkan sejumlah serangan di Kenya. Kelompok ini telah menjadi target serangan udara AS yang terus meningkat selama pemerintahan Presiden Donald Trump.