Ahad 05 Jan 2020 23:11 WIB

Akademi Militer Libya Diserang, 28 Orang Meninggal

Serangan terjadi di akademi militer yang terletak di ibukota Libya, Tripoli.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nora Azizah
Serangan terjadi di akademi militer yang terletak di ibukota Libya, Tripoli (Ilustrasi penyerangan Tripoli)
Foto: AP Photo/Hazem Ahmed
Serangan terjadi di akademi militer yang terletak di ibukota Libya, Tripoli (Ilustrasi penyerangan Tripoli)

REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Serangan terjadi di akademi militer yang terletak di ibukota Libya, Tripoli. Kementerian Kesehatan Libya menyatakan, kejadian ini setidaknya menewaskan 28 orang.

"Sebuah serangan udara di sekolah militer Tripoli menewaskan 28 kadet dan melukai puluhan lainnya," kata juru bicara kementerian kesehatan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) Amin al-Hashemi, Sabtu (4/1).

Baca Juga

Pada saat penyerangan terjadi, para kadet berkumpul di lapangan parade sebelum pergi ke asrama. Pasukan yang bersekutu dengan GNA menggambarkan serangan di kamp militer di Al-Hadhba sebagai pemboman udara yang diluncurkan oleh musuh mereka di timur. Namun, juru bicara militer Tentara Nasional Libya (LNA) membantah terlibat.

Dikutip dari Aljazirah, Ahad (5/1), Menteri Kesehatan GNA Hamid bin Omar mengatakan, jumlah korban tewas dan terluka masih dapat meningkat. Juru bicara layanan ambulans Tripoli Osama Ali mengatakan, beberapa bagian tubuh tidak dapat segera diperiksa oleh para ahli forensik. Kementerian kesehatan GNA menyerukan donor darah untuk pergi ke rumah sakit dan bank darah untuk membantu yang terluka.

Peningkatan serangan udara dan penembakan di dalam dan sekitar Tripoli telah menyebabkan kematian setidaknya 11 warga sipil sejak awal Desember. Kondisi ini pun menutup fasilitas kesehatan dan sekolah.

Roket dan penembakan juga menutup satu-satunya bandara Tripoli yang berfungsi pada Jumat. Bagian selatan Tripoli telah menyaksikan pertempuran sengit sejak April lalu, awal serangan kelompok yang dipimpin Khalifa Haftar terhadap GNA.

Tripoli, yang berada di bawah kendali GNA yang diakui secara internasional, sejak April menghadapi LNA. Pasukan Haftar didukung oleh Mesir dan Uni Emirat Arab, sementara militer bayaran Rusia juga telah dikerahkan selama beberapa bulan.

Turki yang mendukung GNA menandatangani perjanjian keamanan dan maritim dengan pemerintah berbasis Tripoli pada November. Kemudian, Parlemen Turki pekan lalu menyetujui peraturan yang mengatur mengerahkan pasukan guna mendukung GNA.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement