REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 120,2 triliun dengan bunga enam persen pada 2020. Pada tahun lalu, pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah meningkatkan plafon KUR dan menurunkan suku bunga KUR.
Plafon KUR ditingkatkan dari Rp 140 triliun pada 2019 menjadi Rp 190 triliun pada 2020. Sementara suku bunga KUR diturunkan dari tujuh persen menjadi enam persen.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan perseroan berupaya mendorong penyaluran KUR ke sektor produksi hingga mencapai 60 persen. Nantinya sektor produksi akan menjadi fokus utama penyaluran karena memberikan multiplier effect yang lebih besar, baik dalam hal penciptaan lapangan pekerjaan serta memberikan dampak yang lebih masif terhadap roda perekonomian nasional.
“Berbagai strategi pun telah disusun oleh BRI untuk mengakselerasi penyaluran KUR pada tahun ini. Diantaranya melalui pemanfaatan 415 ribu agen BRILink sebagai referral pinjaman KUR serta pembentukan cluster UMKM unggulan masing masing wilayah. Kami juga akan terus melakukan sinergi dengan BUMN lain, seperti diantaranya dengan Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui program naik kelas nasabah Mekaar,” paparnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Senin (6/1).
Tak hanya itu, menurutnya perseroan juga akan intensif meningkatkan kerja sama dengan kementerian dan lembaga negara untuk mengakselerasi penyaluran KUR. Semisal sinergi dengan Kementerian Pertanian melalui program Kartu Tani, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui program Kartu Kusuka, Kementerian Ketenagakerjaan melalui program Desmigratif dan dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPBD) melalui KUR Replanting Sawit.
“Kami juga terus mendukung program Kementerian Koperasi & UKM agar UMKM dapat mengakses dana atau mendapatkan permodalan dari perbankan, serta turut memasarkan UMKM Indonesia ke pasar mancanegara. Yang terbaru, melalui penyelenggaraan UMKM Export BRILian Preneur 2019, BRI telah berhasil memfasilitasi kesepakatan sebanyak 23 kontrak pembelian dengan total dealing amount sebesar 33,5 juta dolar AS,” jelasnya.
Sunarso menambahkan BRI melalui program BRIncubator juga melakukan pendampingan dan pelatihan bagi nasabah KUR agar dapat mendorong UMKM naik kelas. Adapun program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam menjalankan usaha, mendapatkan kemudahan dalam mengakses pasar serta meningkatkan inklusi keuangan.
“Komitmen kami tidak hanya memberikan fasilitas pembiayaan semata agar naik kelas. Namun kami juga ingin agar para pelaku UMKM di Indonesia go modern, go online, go digital serta go global,” ucapnya.
Selama periode Januari hingga Desember 2019 BRI telah berhasil menyalurkan KUR senilai Rp 87,9 triliun kepada lebih dari empat juta pelaku UMKM, lebih dari 50 persen diantaranya disalurkan ke sektor produksi. Adapun total KUR yang disalurkan selama 2019 oleh BRI sebesar Rp 75,7 triliun atau 86,1 persen diantaranya disalurkan khusus segmen mikro.
“Sejak 2015 BRI telah berhasil menyalurkan KUR dengan total nilai mencapai Rp 323,4 triliun kepada lebih dari 16,6 juta pelaku UMKM seluruh Indonesia,” ucapnya.