Senin 06 Jan 2020 14:30 WIB

Banjir Awal Tahun, Bulog Gelontorkan 53 Ton Beras CBP

Selain beras, Bulog juga menyalurkan gula, mnyak goreng dan bantuan lainnya.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolanda
Petugas memanggul karung berisi beras (ilustrasi).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Petugas memanggul karung berisi beras (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMN Pangan, Perum Bulog melakukan penyaluran beras dari stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang tersimpan di gudang untuk korban bencana banjir yang terjadi di berbagai daerah. Penyaluran beras bantuan bencana alam itu akan terus berlangsung sesuai kebutuhan dari para korban.

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan sejak Rabu (1/1) hingga Ahad (5/1), pihaknya sudah menggelontorkan 53 ton beras untuk para korban bencana. Bantuan tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) serta Provinsi Banten, dan Sulawesi Utara.

Baca Juga

"Bantuan ini akan terus bertambah. Bulog siap menyalurkan beras untuk bantuan bencana alam sesuai situasi kebencanaannya," katanya di Jakarta, Senin (6/1).

Lebih rinci, ia menjelaskan, sebanyak 20 ton beras disalurkan lewat kerja sama dengan Brimob dan Kodam Jaya, 10 ton beras lewat Dinas Sosial DKI Jakarta, 18 ton beras dengan kerja sama Pemerintah Kabupaten Lebak Banten, 2 ton beras di Sulawesi Utara, serta 3 ton beras di Kabupaten Bogor.

Selain bantuan 53 ton beras, Bulog juga ikut menyalurkan 2 ton gula, 4.000 ton liter minyak goreng, serta bantuan lainnya yang dikumpulkan oleh Serikat Karyawan Bulog.

Sebagaimana diketahui, pengadaan beras Bulog untuk tahun 2020 ditargetkan sebesar 1,6 juta ton. Dari jumlah itu, direncanakan volume penyaluran beras sebesar 1,57 juta ton.

Penyaluran itu terdiri dari distribus CBP untuk bencana alam sebanyak 15 ribu ton,  bantuan internasional 12 ribu ton, distribusi daerah 58,3 ribu ton, serta untuk operasi pasar 1,48 juta ton.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesa (Ikappi), Abdullah Mansur mengatakan, khusus di wilayah Jabodetabek, distribusi beras ke pasar tradisional dari Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mulai berangsur normal. Begitu pula dengan situasi harga beras di tingkat konsumen.

Saat terjadi banjir pekan lalu, ia mengatakan bahwa stok beras di PIBC sempat mengalami penurunan akibat proses distribusi yang tersendat. "Banjir memang membuat stok di pasar induk Cipinang berkurang, tapi sekarang sudah mulai normal," ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement