Senin 06 Jan 2020 15:21 WIB

Gerindra Bantah Prabowo Lembek Soal Natuna

Gerindra bantah Prabowo 'lembek' soal pelanggaran kapal Cina di perairan Natuna.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bayu Hermawan
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono.
Foto: dok. Istimewa
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Ferry Juliantono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono membantah jika Prabowo Subianto, sebagai Menteri Pertahanan, 'lembek' dalam merespon pelanggaran kapal Cina di perairan Natuna. Prabowo dinilai tidak tegas dan memilih berkompromi terhadap pihak yang mengganggu kedaulatan Indonesia.

Ferry mengatakan, diplomasi adalah langkah pertama menyelesaikan polemik tersebut. "Itu upaya diplomasi juga bisa dilakukan, karena kan tahap pertamanya diplomasi. Jadi yang dilakukan oleh pemerintah menggunakan jalur diplomasi," ujar Ferry kepada wartawan, Senin (6/1).

Baca Juga

Menurutnya, sebuah negara tidak bisa tiba-tiba menyatakan perang terhadap negara lain. Sebab, Indonesia adalah negara yang menaati aturan dan hukum internasional. "Tidak ujug-ujug perang, kan tidak mungkin. Jadi ada track pertama dan kedua. Track pertama menggunakan jalur diplomasi mengenai wilayah Laut Natuna," kata Ferry.

Selain itu, ia menjelaskan bahwa Prabowo tetap tegas terhadap Cina terkait permasalahan Natuna. Guna mencegah hal ini kembali terjadi, keamanan laut haruslah ditingkatkan.

"Tegas tidak selalu perang, ketika ada sengketa seperti Natuna ada jalur diplomasinya. Ya menurut saya seperti itu sambil memperkuat Angkatan Laut untuk menjaga wilayah Indonesia," ujar Ferry.

Sebelumnya, Prabowo terkesan tenang dan santai kala perairan Natuna dimasuku Cina. Kapal-kapal nelayan China yang dikawal Coast Guard mereka, tidak hanya mengambil ikan dari perairan Natuna, tetapi juga mengusir nelayan kita.

"Kita tentunya gini, kita masing masing ada sikap. Kita harus cari satu solusi baiklah di ujungnya. Saya kira ada solusi baik. Kita selesaikan dengan baik ya, bagaimanapun China negara sahabat," ujar Prabowo.

Prabowo menambahkan masalah yang terjadi di Natuna baru-baru ini diharapkan tidak mengganggu hubungan ekonomi di antara kedua negara. "Kita cool saja, kita santai kok," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement