Senin 06 Jan 2020 16:54 WIB

Menlu Retno: China Harus Patuhi UNCLOS di Perairan Natuna

Menlu Retno menilai China melanggar wilayah ZEE Indonesia di perairan Natuna.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi meminta agar China sebagai anggota, turut mematuhi ketetapan United Nations Convention for the Law of the Sea (UNCLOS) atau Konvensi Hukum Laut PBB pada 1982. Sebab, kata Retno, kapal milik China telah melakukan pelanggaran di perairan Natuna, wilayah ZEE Indonesia.

"Kalau bicara mengenai masalah UNCLOS, seharusnya Tiongkok, Indonesia, dan semua negara yang menjadi anggota dari UNCLOS memiliki kewajiban untuk mematuhi apa yang ada di UNCLOS," ujar Retno di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (6/1). 

Baca Juga

Dalam ketetapan UNCLOS tersebut, salah satunya mengatur mengenai masalah ZEE. Ia pun menegaskan, penarikan garis terkait ZEE oleh Indonesia sudah sesuai dengan ketetapan itu. 

"Kita hanya ingin Tiongkok mematuhi hukum internasional, termasuk di UNCLOS," tambahnya. 

Indonesia, kata Retno, juga tak akan pernah mengakui nine dash-line atau sembilan garis putus-putus yang diklaim oleh China. Menurutnya, Presiden menegaskan bahwa hak kedaulatan Indonesia ini tak bisa dikompromikan. 

"Sampai kapan pun juga Indonesia tidak akan mengakui dan apa yang disampaikan Pak Presiden bahwa itu bukan hal yang harus dikompromikan karena sudah jelas hak berdaulat kita udah jelas, sesuai hukum internasional, UNCLOS," ujarnya.

Retno menyampaikan, pemerintah Indonesia masih terus berkomunikasi dengan pemerintah China terkait masalah ini, salah satunya menyampaikan terkait ketetapan UNCLOS dan dukungan dari dunia internasional.

"Karena prinsip tersebut diadopsi UN Convention dan merupakan kewajiban untuk tunduk mengimplementasikan artikel-artikel, prinsip yang ada," ungkapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement