REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenparekraf) memproyeksikan total kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sepanjang tahun 2019 hanya mencapai 16,5 juta orang. Dengan kata lain, kemungkinan besar target kunjungan wisman tahun lalu sebanyak 18 juta orang belum bisa tercapai.
Meski belum mencapai target, Pelaksana Tugas Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf Guntur Sakti, mengatakan jumlah itu sudah mengalami kenaikan sekitar 3,1 persen dari total kunjungan wisman 2018 sebanyak 15,8 juta orang.
"Dengan proyeksi itu, total devisa yang dihasilkan dari sektor pariwisata diperkirakan menembus angka Rp 280 triliun," kata Guntur kepada Republika.co.id, Senin (6/1).
Sesuai data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS), kunjungan wisman kurun waktu Januari-November mencapai 14,9 juta orang, atau naik 3,55 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar 14,4 juta orang. Khusus di bulan November saja, kedatangan wisman mencapai 1,29 juta kunjungan.
Guntur mengatakan, sesuai proyeksi Kemenparekraf, kunjungan wisman di bulan Desember akan meningkat 10-15 persen karena merupakan musim liburan puncak secara global. Angka resmi kunjungan wisman bulan Desember masih diproses oleh BPS dan akan dirilis pada Februari mendatang.
Khusus untuk target kunjungan tahun ini, Guntur belum menjelaskan secara lebih detail. Namun, yang jelas dalam lima tahun ke depan pemerintah akan lebih mengutamakan kualitas wisman ketimbang kuantitas karena berkaitan langsung dengan potensi devisa pariwisata yang bisa diraup.
Sebelumnya, BPS menyatakan, bahwa total kunjungan wisman di tahun 2019 lalu setidaknya berpeluang menyentuh angka 16,1 juta hingga 16,3 juta orang. Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, angka itu bisa tercapai jika realisasi kunjungan per Desember 2019 bisa menyamai dengan realisasi kunjungan Desember 2018.
Di bulan Desember 2018 lalu, angka kunjungan wisman mencapai 1,4 juta orang. Jumlah itu terus mengalami kenaikan dalam lima tahun terakhir di bulan Desember. Jika angka itu tercapai, maka kunjungan lebih dari 16 juta orang mudah dicapai karena posisi kunjungan wisman Januari-November sudah sebesar 14,9 juta orang.
Secara umum, kata Suhariyanto adanya kenaikan jumlah wisman menjelang akhir tahun 2019 karena tidak faktor bencana alam yang tidak sebesar tahun sebelumnya. Di sisi lain, banyak maskapai penerbangan yang membuka rute penerbangan langsung dari luar negeri ke bandara di destinasi wisata.
"Kita tahu, bahwa saat 2018 banyak terjadi bencana alam gempa bumi di Bali dan Lombok. Banyak juga direct flight ke beberapa tempat. Beberapa promosi juga dilakukan Kemenparekraf," ujarnya.