REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Polisi Metropolitan mengakhiri investigasi terkait dugaan rasialisme terhadap Antonio Rudiger selam pertandingan Chelsea kontra Tottenham Hotspur pada 22 Desember lalu. Rudiger dinilai menerima serangan rasialisme di menit 63 dalam pertandingan tersebut.
Wasit kemudian menerapkan protokol anti-diskriminasi Liga Primer Inggris untuk pertama kalinya. Sebab, selama pertandingan, ada tiga ujaran di stadion untuk mengingatkan suporter agar tidak menyanyikan nyanyian rasis. Namun, setelah melakukan investigasi terhadap masalah tersebut, baik polisi maupun Spurs tak menemukan bukti atas dugaan tindakan rasialisme tersebut.
Baik Spurs dan Polisi Metropolitan telah menyelidiki seluruh tempat atas laporan insiden di Totenham Hotspur Stadium dalam pertandingan lawan Chelsea. Kedua pihak juga sudah melihat ulasan terhadap CCTV serta bekerja sama dengan pengamat gerak mulut profesional.
''Polisi telah memberitahu kami bahwa mereka telah mengulas dan menginvestigasi, mereka telah menutup kasus laporan kriminal setelah tak menemukan bukti yang mendukung atas dugaan kekerasan rasialisme,'' jelas Spurs dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Sky Sports, Selasa (7/1).
Spurs menyatakan sangat mendukung tindakan yang diambil Antonuo Rudiger dalam menentang rasialisme. Tapi tidak ada bukti yang menguatkan tudingan tersebut. Spurs menegaskan, tetap menjunjung tinggi sikap zero-tolerance terhadap semua bentuk diskriminasi.