Selasa 07 Jan 2020 09:54 WIB

Menteri Pertahanan AS Bantah Tarik Pasukan dari Irak

Menhan AS Mark Esper membantah akan ada penarikan pasukan AS dari Irak

Rep: Lintar Satria/Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper membantah akan ada penarikan pasukan AS dari Irak. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Rick Rycroft
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper membantah akan ada penarikan pasukan AS dari Irak. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper menanggapi bocornya surat yang mengindikasikan penarikan pasukan militer AS dari Irak. Esper membantah bahwa AS menarik pasukannya dari Irak.

"Tidak ada keputusan apa pun untuk meninggalkan Irak. Saya tidak tahu apa surat itu. Kami sedang berusaha mencari tahu dari mana itu berasal," ujar Esper dilansir BBC, Selasa (7/1).

Baca Juga

Sebelumnya, sebuah surat dari militer AS untuk Irak yang berisi tentang indikasi penarikan pasukan AS telah bocor ke publik. Surat tersebut muncul sehari setelah parlemen Irak mengeluarkan resolusi yang menyerukan agar semua pasukan asing meninggalkan negara itu.

Surat tersebut dikirim oleh Kepala Satuan Tugas Militer AS di Irak, William H Seely kepada Wakil Direktur Operasi Gabungan Abdul Amir. Isi surat itu menjelaskan tentang langkah-langkah tertentu terkait peningkatan lalu lintas udara, serta memastikan pergerakan keluar dari Irak dilakukan dengan cara yang aman dan efisien. Dalam surat itu juga disebutkan bahwa AS akan membawa lebih banyak Pasukan Koalisi ke Zona Hijau di Baghdad.

Surat yang dilaporkan media-media AS itu muncul satu hari setelah Iran meminta AS menarik pasukannya dari kawasan Timur Tengah. Parlemen Irak juga meloloskan resolusi yang meminta semua pasukan asing meninggalkan negara itu. Surat itu menyebutkan pasukan koalisi yang dipimpin AS akan menggunakan helikopter untuk dievakuasi.

Beberapa orang mendengar suara helikopter di Baghdad pada Senin (6/1) malam. Tidak diketahui apakah suara itu berhubungan dengan surat penarikan pasukan atau tidak. "Saya tidak tahu surat apa itu, kami mencoba mencari tahu dari mana surat itu berasal, apa itu, tapi tidak ada keputusan untuk meninggalkan Irak, titik," kata Esper.

Surat itu menyebabkan kebingungan tentang masa depan pasukan AS di Irak. Lebih dari lima ribu pasukan AS berada di Irak dan menjadi bagian dari Combined Joint Task Force - Operation Inherent Resolve yang didirikan pada 2014 untuk menangani kelompok ISIS. Fokus utama gugus tugas adalah untuk melatih dan memperlengkapi pasukan Irak.

Salah satu perwira AS mengatakan penggunaan kata-kata dalam surat itu buruk karena hanya menggarisbawahi peningkatan pergerakan pasukan AS. "Kata-katanya buruk, menyiratkan penarikan, bukan itu yang terjadi," kata kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley.

sumber : Reuters/BBC
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement