Selasa 07 Jan 2020 14:26 WIB

Pentagon Tolak Pernyataan Trump Soal Serang Situs Iran

Trump sebelumnya mengatakan akan membom situs budaya Iran meskipun ada larangan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Donald Trump mengatakan akan membom situs budaya Iran meskipun ada larangan internasional. Ilustrasi.
Foto: time.com
Donald Trump mengatakan akan membom situs budaya Iran meskipun ada larangan internasional. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pentagon memutuskan untuk tidak melibatkan diri dengan pernyataan yang dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Trump sebelumnya mengatakan akan membom situs budaya Iran meskipun ada larangan internasional atas serangan tersebut.

Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan AS akan mengikuti hukum konflik bersenjata. Pernyataan itu keluar ketika ditanya apakah itu mengesampingkan penargetan situs budaya, Esper menjawab itu adalah hukum konflik bersenjata.

Baca Juga

Secara khusus, Konvensi Den Haag 1954 menyatakan negara-negara harus mengambil semua langkah yang mungkin untuk melindungi kekayaan budaya. Negara harus menahan dari segala tindakan permusuhan yang diarahkan terhadap properti tersebut. Negara-negara tidak boleh menggunakan situs budaya untuk tujuan mengancam yang akan jadikan lokasi tersebut sebagai sasaran militer. 

Perpecahan antara presiden dan kepala Pentagon terjadi di tengah ketegangan yang meningkat dengan Teheran. Konflik terpicu dari serangan pesawat tidak berawak AS yang menewaskan Jenderal Qasem Soleimani, kepala Pasukan Quds elit Iran. Trump pun telah dua kali memperingatkan akan menyerang situs budaya Iran jika Teheran membalas serangan AS.

Komentar publik Esper mencerminkan keprihatinan pribadi pejabat pertahanan dan militer lainnya. Pertentangan ini lahir dari larangan hukum terhadap serangan terhadap situs sipil, budaya dan agama, kecuali dalam keadaan tertentu yang mengancam.

"Kami telah menargetkan 52 situs Iran (mewakili 52 sandera Amerika yang diambil oleh Iran bertahun-tahun yang lalu), beberapa di tingkat yang sangat tinggi dan penting bagi budaya Iran serta Iran, dan target-target itu, dan Iran sendiri," ujar Trump di Twitter pada Sabtu lalu.

Pesan Twitter itu membuat protes langsung dari para sarjana hukum, pakar keamanan nasional, dan anggota parlemen Demokrat. Namun, presiden berdiri dengan ancamannya pada hari berikutnya.

"Mereka diizinkan membunuh orang-orang kita. Mereka diizinkan menyiksa dan melukai orang-orang kami. Mereka diizinkan menggunakan bom pinggir jalan dan meledakkan orang-orang kami. Dan kami tidak diizinkan menyentuh situs budaya mereka? Itu tidak bekerja seperti itu," kata Trump sehari berikutnya.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement