REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) siap memproduksi induk dan benih unggul di sektor perikanan. Menurut Kepala Bidang Pembudidayaan Ikan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jawa Barat Budiman, hal itu ditandai dengan adanya jejaring di kota kabupaten yang sejauh ini sudah fokus menghasilkan induk dan benih yang bermutu. Produksi induk dan benih unggul ini, mengacu pada Peraturan Gubernur (Pergub) nomor 7 tahun 2019.
"Jangankan besok, hari ini juga kita siap (memproduksi induk dan benih unggul)," ujar Budiman, Selasa (7/2).
Produksi Induk Unggul ini, kata dia, memang belum tetuang dalam APBD Provinsi Jabar 2020 yang sudah disahkan. Kemungkinan, akan diupayakan masuk dalam APBD 2021 nanti. "Jadi sekarang kita sedang mengusulkan," katanya.
Namun, kata dia, Kendati pihaknya berharap pemerintah pusat dapat memberikan bantuan anggaran. Apalagi, saat ini Menteri Kelautan dan Perikanan RI Edhy Prabowo pun kerap kali memperhatikan betul pembudidaya ikan, khususnya di Jabar.
"Jadi kami sudah memberi tantangan kalau pak menteri membantu anggaran, kami sudah siap untuk mengurusi induk," katanya.
Budiman optimistis, kalau program ini dapat direalisasikan, maka otomatis akan meningkatkan produksi perikanan di Jabar. Karena, kalau menghasilkan benih yang bagus, maka ikan cepat tumbuh. Dengan begitu, pendapatan masyarakat semakin meningkat.
"Karena waktunya semakin efisien, budidaya akan meningkat dan cepat. Misalkan untuk menghasilkan 300 gram yang semula empat bulan jadi bisa tiga bulan. Jadi lebih cepat dan lebih hemat," paparnya.
Saat ini, kata dia, terdapat 3.080 Unit Pembenihan Rakyat (UPR) yang tersebar di dinas perikanan kota kabupaten. Adapun kelompok pembudidaya pada 27 kota kabupaten berjumlah 4.955 kelompok ditambah UPTD Balai Benih Ikan (BBI).
"Semua Balai Benih Ikan akan kita libatkan. Sekarang kan kita punya balai balai yang hari ini terhambat kewenangan, kita fungsikan secara optimal itu akan kita fungsikan kembali," katanya.
DKP Provinsi Jawa Barat pun, kata dia, mendukung penuh Gerakan Pakan Mandiri yang merupakan program pemerintah pusat. Yakni, akan memberikan bimbingan teknis kepada kelompok pakan ikan mandiri agar program tersebut dapat berjalan optimal.
"Kita sinergikan, dari pusat dapat bantuan mesin dan kita bimbingan teknis pembuatan pakan," kata Budiman.
Untuk di Jabar ini, kata dia, terdapat beberapa kelompok yang telah memproduksi pakan secara mandiri. Di antarnya di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Indramayu. Bahkan, beberapa kelompok mendapatkan apresiasi dari Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat kunjungannya di Desa Leles, Kecamatan Leles, Garut, 28 Desember 2019 lalu.
Budiman menjelaskan, kelompok tersebut berhasil membuat pakan ikan berbahan baku Black Soldier Fly (BSF) atau maggot. Dimana, maggot ini merupakan salah satu sumber protein yang sangat baik bagi pertumbuhan berbagai jenis ikan.
"Sebetulnya yang kemarin maggot baru di Leles walaupun yang lain juga sudah ada, cuma tumbuh tenggelam," katanya.
Bimbingan yang akan dilakukan oleh pihaknya, kata dia, salah satunya mengenai pengertian bahan baku yang akan menentukan kualitas pakan. Selain itu, juga mengenai kuantitas agar dapat memenuhi kebutuhan produksi kelompoknya itu sendiri maupun kelompok gabungan yang lainnya.
"Provinsi mendorong spot diperbanyak, jadi bukan hanya satu lalu diperbesar," kata Budiman seraya mengatakan, kalau sudah besar terutama suplai bahan bahu seperti dedak saja bisa menjadi hambatan.