Selasa 07 Jan 2020 15:40 WIB

Dokter Ingatkan Bahaya Penyakit Leptospirosis Pascabanjir

Penyakit leptospirosis ditularkan melalui kencing tikus yang ada dalam kubangan air

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah warga membersihkan lumpur pasca banjir yang menggenangi wilayah Jalan Mawar V RT. 008 RW 03, Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, Jawa Barat, Senin (6/1/2020).
Foto: Antara/Suwandy
Sejumlah warga membersihkan lumpur pasca banjir yang menggenangi wilayah Jalan Mawar V RT. 008 RW 03, Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, Jawa Barat, Senin (6/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dr Primal Sudjana mengatakan pemerintah daerah yang terdampak bencana banjir di awal 2020 harus mewaspadai bahaya leptospirosis atau penyakit yang ditularkan melalui kencing tikus.

"Pascabanjir ini, yang harus diwaspadai oleh warga terdampak banjir ialah leptospirosis. Ini ialah salah satu penyakit yang perlu diwaspadai. Jadi leptospirosis dapat menyerang manusia melalui paparan air atau tanah yang telah terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri leptospira," kata Primal.

Ia mengatakan saat atau pasca banjir masyarakat harus waspada leptospirosis karena penularnya banyak dari rodensia dan salah satunya adalah tikus atau dari kencing tikus yang bisa membawa bakteri yang mengakibatkan leptospirosis. "Untuk medium penyebaran itu air yang tercemar oleh kencing tikus atau tikus yang menggigit namun itu semua harus ada jalan masuk. Jalan masuknya adalah kulit yang terluka," kata dia.

Akan tetapi, kata Prima, jika banjir datang masih banyak warga jarang yang menggunakan pelindung seperti sepatu boot. Sepatu boot tersebut berguna apabila ada benda tajam yang terbawa dengan banjir sehingga menggoreskaki atau membuat luka.

"Dan luka itu bisa jadi jalan masuk leptospira yang ada pada genangan air atau yang mengalir yang terkontaminasi oleh leptospira," kata dia. Ia mengatakan mayoritas pembawa bakteri leptospirosis itu rodensia atau tikus dan sebangsanya atau tikus liar.

"Jadi leptospira itu diam di ginjal tikus yang secara periodik dikeluarkan. Kalau hari-hari enggak ada banjir dikeluarkan di suatu tempat. Namun jika banjir, tikus keluarkan leptospira di situ juga," kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan selain melalui kulit yang terluka, penularan bisa melalui medium lendir seperti kalau mata kecipratan air liur tikus atau ke mulut itu bisa masuk bisa terinfeksi. Ia menambahkan gejala orang yang terkena leptospirosisberagam namun yang paling dominan adalah nyeri di otot kaki, dilanjut dengan demam kemudian nanti menjadi kuning karena penyakit ini menyebabkan gangguan hati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement