Rabu 08 Jan 2020 01:17 WIB

Perang Narkoba Hilangkan 61 Ribu Orang Meksiko

Pemerintah Meksiko mengatakan lebih dari 61 ribu orang hilang akibat perang narkoba

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Asap dari mobil yang terbakar membumbung di tengah baku tembak jaringan narkoba di Culiacan, Meksiko.  Pemerintah Meksiko mengatakan lebih dari 61 ribu orang hilang akibat perang narkoba. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Augusto Zurita
Asap dari mobil yang terbakar membumbung di tengah baku tembak jaringan narkoba di Culiacan, Meksiko. Pemerintah Meksiko mengatakan lebih dari 61 ribu orang hilang akibat perang narkoba. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MEKSIKO -- Pemerintah Meksiko mengatakan lebih dari 61 ribu orang hilang akibat dari semakin meningkatnya perang narkoba dengan kartel. Jumlah itu 50 persen lebih banyak dari perkiraan pemerintah sebelumnya.

"Data resmi orang hilang adalah 61.637," ujar kepala Registrasi Nasional Orang Hilang atau Hilang (RNPED) Karla Quintana dikutip dari Aljazirah.

Baca Juga

Angka baru dari pemerintahan Presiden Mexico Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO) menunjukan kenaikan yang besar. Sebab, dibandingkan dengan laporan pemerintah pada Juni, hanya sekitar 40 ribu orang yang hilang. Quintana mengatakan sekitar seperempat dari yang hilang adalah wanita.

AMLO telah mengadopsi kebijakan "pelukan, bukan peluru" dalam menangani kejahatan dengan kekerasan. Dia berfokus menangani ketidaksetaraan dan mengatasi korupsi, tetapi jumlah korban tewas terus meningkat dengan sejumlah kasus pembunuhan pada tahun 2019.

Secara terpisah, para pejabat mengatakan upaya untuk menemukan orang hilang sejauh ini telah membuahkan hasil. Pemerintah menemukan 1.124 mayat di 873 lubang penguburan rahasia.

Komisi Pencarian Nasional itu mengatakan dalam 13 bulan pertama kerja sekitar sepertiga dari mayat yang ditemukan telah teridentifikasi. Namun, hanya seperempat dari jumlah total itu yang telah dikembalikan ke kerabat.

Pemerintah telah membuat basis data DNA untuk membantu mengidentifikasi mayat, tetapi mayoritas yang ditemukan masih belum teridentifikasi. Komisi itu mengatakan sekitar sepertiga dari mayat yang ditemukan di tiga dari 31 negara bagian Meksiko yaitu negara bagian utara Sinaloa, negara bagian pantai Teluk Veracruz, dan negara bagian pantai Pasifik di Colima.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement