Selasa 07 Jan 2020 19:08 WIB

Dubes Iran Nilai Indonesia Bisa Redakan Ketegangan

Pemerintah Iran dinilai butuh pihak berpikir rasional pascaterbunuhnya Soleimani.

Ribuan mass menghadiri pemakaman Jenderal Qassem Soleimani,  dan komandan Milisi Abu Mahdi al-Muhandi di Teheran, Iran, Senin (6/1).
Foto: Nazanin Tabatabaee/WANA (West Asia News Agency) via Reuters
Ribuan mass menghadiri pemakaman Jenderal Qassem Soleimani, dan komandan Milisi Abu Mahdi al-Muhandi di Teheran, Iran, Senin (6/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Pemerintah Iran menilai Indonesia dapat berperan ikut membantu meredakan ketegangan setelah serangan militer Amerika Serikat yang menewaskan pemimpin militer Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani di Baghdad pada 3 Januari. Indonesia merupakan negara nonblok.

"Indonesia adalah negara pioner, salah satu pendiri gerakan nonblok, dan saat ini Indonesia adalah anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tentu Indonesia dapat mengambil peran dalam merespons ketegangan setelah kematian Soleimani," kata Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin.

Baca Juga

Menurut Azad, Pemerintah Iran membutuhkan pihak-pihak yang dapat berpikir rasional. Dengan begitu insiden serangan militer AS terhadap Soleimani dapat dicermati dengan akal sehat.

"Kemarin saya telah menemui (Menteri Luar Negeri RI) Ibu Retno dan kami telah membahas situasi yang berkembang di kawasan. Saya pikir kita butuh pihak-pihak yang rasional dan tindakan-tindakan yang rasional," terang Azad.

Menurut dia, aksi zero-sum-game yang ditunjukkan lewat serangan militer AS sebagaimana diperintahkan Presiden Donald Trump merupakan aksi yang tak masuk akal.

"Kepemimpinan transaksional yang ditunjukkan Trump tidak menghendaki adanya kompromi atau win-win solution, melainkan harus ada yang menang dan kalah," tambah Azad.

Menurut dia, Pemerintah Iran telah berupaya menjadi pihak yang rasional dengan tunduk pada kesepakatan nuklir (JCPOA). Namun, rangkaian tekanan, ancaman, dan serangan militer yang ditujukan terhadap pimpinan militer Iran menghancurkan upaya damai yang telah ditempuh dalam beberapa tahun terakhir.

"Sekarang jika panglima militer negara Anda dibunuh oleh unit politik tertentu (negara lain). Siapa yang akan bertanggung jawab? Apa yang akan Anda lakukan?," sebut Azad bernada retoris.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi secara terpisah telah menemui Dubes Azad dan Dubes AS untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr setelah tewasnya Qassem Soleimani. Retno meminta dua pihak agar menahan diri dan tidak membuat ketegangan antarpihak kian memanas setelah tewasnya Soleimani.

Mayor Jenderal Soleimani terbunuh oleh serangan udara militer AS saat dia akan menghadiri undangan resmi Pemerintah Irak di Baghdad. Kematian Soleimani menjadi pukulan telak bagi rakyat Iran karena ia dianggap sebagai simbol perjuangan melawan gerakan ekstremisme di kawasan Timur Tengah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement