Selasa 07 Jan 2020 17:14 WIB

Nelayan Dukung Proyek KITW dan Pembangunan Jetti MNA

Pembangunan jetti oleh PT MNA tidak menggunakan pasir laut.

Nelayan
Foto: JAK TV
Nelayan

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Kawasan Industri Terpadu Wilmar (KITW) menjalin deklarasi bersama dengan masyarakat nelayan di empat desa yakni desa Teratai, Desa Pangsoran, Desa Margagiri, dan Desa Pulopanjang, Provinsi Banten. Deklarasi bersama tersebut merupakan perwujudan dukungan dari seluruh nelayan yang berada di empat desa itu terhadap pembangunan fisik kawasan industri serta pembangunan jetti oleh PT Multimas Nabati Asahan (MNA).

Deklarasi bersama merupakan puncak dari rangkaian program pemberian berbagai bantuan dari KITW dan MNA kepada masyarakat lokal dalam bentuk community development sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. 

Sepanjang 2018-2019, KITW telah merealisasikan pemberian bantuan berupa pembangunan enam masjid, enam madrasah, tujuh sumur bor, peralatan pendidikan seperti komputer dan pelatihan guru, serta dukungan bagi Posyandu kepada masyarakat di empat desa tersebut.

Bambang Wisnumurthy, salah satu manajer yang mewakili pihak Wilmar, menjelaskan deklarasi bersama antara KITW dan masyarakat nelayan di empat desa yang dilakukan pada Selasa, 31 Desember 2019, itu merupakan puncak sosialisasi yang dilakukan untuk mendukung pembangunan fisik. 

“Deklarasi bersama ini merupakan wujud sinergi bersama antara KITW dan masyarakat lokal nelayan dalam rangka mendukung kemajuan bersama,” ujarnya dalam keterangannya, Selasa (7/1).

Menurut dia, 100 persen dari warga di  empat desa tersebut mendukung penuh pembangunan yang dilakukan KITW untuk berkontribusi secara riil terhadap peningkatan perekonomian daerah. “Alhamdulillah seluruh warga di empat desa mendukung deklarasi bersama dengan penandatanganan pakta integritas yang diteken ketua nelayan dari masing-masing desa beserta perwakilan lainnya. Ini merupakan wujud sinergi yang positif secara konkret,” paparnya.

Di sisi lain, Bambang juga menegaskan pembangunan jetti oleh PT MNA tidak menggunakan pasir laut, tapi menggunakan batu bolder dengan konstruksi tiang pancang. "Kami juga ingin meluruskan mispersepsi yang berkembang di masyarakat bahwa pembangungan jetti MNA memakai pasir laut. Itu sama sekali tidak benar, karena kami menggunakan batu bolder dan konstruksi tiang pancang," paparnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement