Selasa 07 Jan 2020 19:29 WIB

Bakamla akan Kawal Nelayan di Natuna

Kepala Bakamla mengatakan pihaknya akan mengawal nelayan yang dikirim ke laut Natuna.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Bakamla, Laksamana Madya Achmad Taufieqoerrochman
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Kepala Bakamla, Laksamana Madya Achmad Taufieqoerrochman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla), Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman mengatakan pihaknya akan mengawal operasional 120 nelayan asal Pantai Utara (Pantura) Jawa yang akan dikirim ke laut Natuna. Para nelayan akan melakukan penangkapan ikan di sekitar pengamanan Bakamla.

"Kita akan hadir di situ. Jadi mereka beroperasi di sekitar saya (Bakamla)," ujar Taufiq di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Selasa (7/1).

Baca Juga

Namun, ia mengingatkan sejumlah hal sebelum nelayan melaut saat ini, salah satunya cuaca yang menentukan nelayan dapat melaut atau tidak. Sebab, dalam cuaca seperti ini membuat kondisi perairan Natuna masih terjadi ombak besar.

Taufiq mengkhawatirkan, para nelayan dengan alat dan fasilitas melaut mampu melawan ombak besar tersebut. Padahal, kata dia, Bakamla tetap akan mengedepankan keselamatan para nelayan.

"Apakah nelayan kita mampu, itu yang nanti kita lihat. Jadi kita akan lebih mengedepankan keselamatan. Tetap cuaca itu yang akan sangat menentukan (nelayan bisa) bergerak atau tidak," katanya.

Menurut sepengetahuan Taufiq, kapal ikan di laut Natuna sudah lama tidak beroperasi. Bakamla menegaskan, akan terlebih dahulu mengecek sistem keselamatan dan sebagainya sebelum para nelayan melaut di Natuna.

"Karena walaupun bagaimana yang saya tahu bahwa kapal ikan itu sudah lama enggak beroperasi. Ini kan dicek dulu sistem keselamatan dan sebagainya," ucapnya.

Sebelumnya, kapal-kapal nelayan Cina menangkap ikan secara ilegal dengan dikawal kapal penjaga Cina di perairan Natuna yang merupakan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia. Menurut Taufiq, kapal nelayan Cina sama besarnya dengan milik Indonesia, mereka juga seharusnya tidak bisa bertahan di perairan Natuna dengan kondisi ombak yang besar.

"Nggak (lebih besar) juga, hampir sama dengan kita. Yang jelas tadi pagi sudah laporan Menlu bahwa masih ada dua coast guard mereka di sekitar situ. Ada satu di luar, ada dua yang perkuatan di atas, di Nansha. Mungkin akan ada pergantian patroli mereka," kata Taufiq.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD akan mengirim 120 nelayan dari pantai utara Pulau Jawa (Pantura) ke perairan Natuna. Nelayan-nelayan itu sudah mendatangu Kemenko Polhukam pada Senin (6/1) untuk mendapatkan pengarahan dari pemerintah.

Pengiriman nelayan-nelayan tersebut merupakan salah satu upaya dalam menjaga kedaulatan wilayah Indonesia, terutama di Natuna yang sedang berpolemik karena adanya klaim Cina atas wilayah tersebut. Sehingga ada aktivitas nelayan Indonesia di Natuna.

"Kami mau memobilisasi nelayan-nelayan dari Pantura dan mungkin pada gilirannya dari daerah-daerah lain di luar Pantura untuk beraktivitas kekayaan laut, mencari ikan dan sebagainya di sana (Natuna)," ujar Mahfud, Senin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement