REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung berharap, warga yang berdomisili di Lampung untuk tetap waspada dengan curah hujan yang akan berlangsung lama hingga puncaknya pada Februari – Maret 2020. Cuaca ekstrem saat ini perlu diwaspadai kemungkinan dampak yang ditimbulkan.
Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudy Haryanto, puncak musim hujan diprakirakan akan terjadi pada Februari hingga Maret 2020. Meski masih panjang waktunya, musim penghujan saat ini sangat perlu diwaspadai warga kemungkinan terkait dampaknya.
“Kami mengimbau kepada masyarakat supaya tetap waspada terhadap dampak yang ditimbulkan dari hujan saat ini,” kata Kasi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudy Haryanto dalam keterangan persnya, Selasa (7/1).
Dampak yang akan terjadi pada cuaca ekstrem hujan disertai angin kencang saat ini, ia mengemukakan seperti banjir, genangan air, pohon tumbang, dan juga tanah longsor. BMKG Lampung telah memberikan peringatan dini terkait dengan cuaca ekstrem saat ini berdasarkan fenomena atmosfir skala regional pada 5 hingga 10 Januari 2020.
Dalam keterangan BMKG, aktifnya angin monsun Asia yang menyebabkan terjadinya peningkatan pasokan massa udara basah di wilayah Indonesia, terbentuknya pola konvergensi dan terjadinya perlambatan kecepatan angin di beberapa wilayah, suhu permukaan laut di sekitar wilayah perairan yang cukup hangat sehingga menambah pasokan uap air cukup tinggi untuk mendukung pembentukan awan hujan, termasuk Lampung.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung telah memetakan daerah rawan bencana pada cuaca ekstrem saat ini. Setidaknya ada 23 titik rawan bencana pada musim hujan di Kota Bandar Lampung. Dibandingkan pada tahun sebelumnya terjadi penambahan titik rawan bencana dari 15 titik.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Bandar Lampung Sutarno, petugas telah memetakan titik rawan banjir dan bencana lainnya pada musim hujan ini. Titik rawan bencana tersebut, diantaranya banjir, genangan air, tanah longsor, angin puting beliung, dan juga gelombang tsunami.
Beberapa titik yang dinilai masuk dalam daerah rawan bencana yakni di Jalan Kapten Abdul Haq, Rajabasa, Jalan Ridwan Rais, Kedamaian, Way Lunik, Panjang, Nunyai Rajabasa, dan kawasan Telukbetung. Sedangkan rawan longsor berada di Panjang, Subang, Way Lunik, dan Kotakarang.
Sementara untuk rawan angin puting beliung berada di Tanjung Senang, Way Kandis, dan Sukabumi. Sedangkan titik rawan gelombang tsunami berada di kawasan Telukbetung dan Panjang yang berada di pesisir Teluk Lampung.
Petugas BPBD Kota Bandar Lampung telah menyiapkan petugas patroli yang siap siaga selama 24 jam setiap hari secara bergiliran. Petugas tersebut siap terjun ke lapangan saat bencana melanda.