Selasa 07 Jan 2020 20:22 WIB

Alasan Babel Tuan Rumah Kongres Umat Islam Indonesia Ke-7

Kongres Umat Islam Indonesia ke-7 membahas penguatan peran umat.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Sekjen MUI Anwar Abbas (ketiga kiri) bersama Wakil Sekjen MUI Zaitun Rasmin (kedua kiri) serta jajaran pengurus lainnya menyampaikan kata sambutannya saat berkunjung ke kantor Republika di Jakarta, yang diterima oleh Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaedi beserta jajaran Redaksi, Selasa (7/1).
Foto: Darmawan / Republika
Sekjen MUI Anwar Abbas (ketiga kiri) bersama Wakil Sekjen MUI Zaitun Rasmin (kedua kiri) serta jajaran pengurus lainnya menyampaikan kata sambutannya saat berkunjung ke kantor Republika di Jakarta, yang diterima oleh Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaedi beserta jajaran Redaksi, Selasa (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menyelenggarakan Kongres Umat Islam Indonesia ke -7 di Hotel Novotel Pangkal Pinang, Bangka Belitung 26-29 Februari 2020. Ketua Pelaksana Kongres, Ustaz Muhammad Zaitun Rasmin, mengatakan tema utama yang diangkat dalam kongres ini adalah “Strategi Perjuangan Umat Islam Indonesia untuk mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Maju, Adil dan Beradab.” 

"Kongres ke -7 ini akan dihadiri 700 peserta di antaranya dari pengurus MUI pusat hingga daerah, ormas Islam, perguruan tinggi, pesantren dan pemangku kebijakan lainnya,"ujar dia saat berkunjung ke Kantor Republika, Selasa (7/1). 

Baca Juga

Menurut Zaitun, penyelenggaraan kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat untuk umat Islam. Jika kongres sebelumnya hanya membahas masalah yang sedang terjadi, nantinya Kongres ini akan membahas strategi jauh ke depan terkait masalah umat Islam yang akan dihadapi di 50 tahun yang akan datang. 

MUI memilih Bangka Belitung sebagai lokasi kegiatan karena, provinsi ini menjadi salah satu destinasi wisata halal friendly yang sedang berkembang. Sehingga dengan adanya kegiatan ini dapat mengenalkan provinsi yang tergolong baru dimekarkan ini kepada umat Islam di Indonesia.  

Zaitun juga bersyukur karena pemerintah propinsi Bangka Belitung mendukung penuh penyelenggaraan kegiatan ini. Nantinya dalam acara ini akan dilakukan diskusi kelompok dengan berbagai tema yang berkaitan dengan ekonomi, politik, pendidikan, sosial dan budaya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement