Rabu 08 Jan 2020 01:47 WIB

Nelayan Asing Masuki Perairan Natuna Setiap Musim Utara

Saat Musim Utara, nelayan asing biasanya memasuki wilayah Perairan Natuna.

Pelanggaran Cina di perairan Natuna. Nelayan asing biasanya memasuki wilayah perairan Natuna saat Musim Utara.
Foto: Republika
Pelanggaran Cina di perairan Natuna. Nelayan asing biasanya memasuki wilayah perairan Natuna saat Musim Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Bupati Natuna Hamid Rizal menyatakan, nelayan asing biasanya memasuki wilayah Perairan Natuna, Kepulauan Riau, kala Musim Utara, seperti saat ini. Di saat bersamaan, nelayan lokal memilih menambatkan perahunya.

"Marak kalau musim utara, karena nelayan kita banyak tidak melaut, ombak besar," kata Bupati Hamid Rizal di Natuna, Selasa.

Baca Juga

Hamid menjelaskan, bagi nelayan Natuna yang hanya berperahu kecil, Musim Utara adalah momok. Tingginya gelombang menyurutkan mereka melaut.

Sebaliknya, bagi nelayan Cina yang menggunakan kapal-kapal besar, Musim Utara adalah waktu yang tepat memasuki Perairan Natuna. Nelayan Natuna sempat mengeluhkan kehadiran kapal asing. Bahkan ada nelayan yang mengaku kerap diganggu kapal coast guard asing.

"Mereka mengusir nelayan kita agar kembali ke daratan," ujar dia.

Menurut Hamid, kapal nelayan Natuna berukuran kecil dan tidak didampingi pengawas. Alhasil, mereka tidak berani melawan.

"Nelayan kita pasti tidak berani karena kapal kecil," kata Bupati.

Hamid meminta agar aparat berwenang terus melakukan pengawasan di Laut Natuna, agar nelayan bisa tenang dan mendapatkan penghasilan yang lebih dan kesejahteraan pencari ikan dapat ditingkatkan. Ia juga berharap kapal asing tidak lagi memasuki perairan Natuna karena kehadirannya mengganggu nelayan.

"Nelayan Natuna melaut menggunakan kapal yang tidak begitu besar, sekitar tiga sampai empat ton. Kapal asing besar, di atas 30 GT," tutur dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement