Rabu 08 Jan 2020 06:24 WIB

Liga Muslim Dunia Sebut Hanya OKI Lembaga Negara Islam

OKI dinilai bisa menjembatani hubungan negara-negara di dunia Islam.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Liga Muslim Dunia Sebut Hanya OKI Lembaga Negara Islam.
Foto: Saudi Gazette
Liga Muslim Dunia Sebut Hanya OKI Lembaga Negara Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Dewan Tertinggi Liga Dunia Muslim (MWL) menyerukan untuk lebih memperkuat peran Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sebagai badan payung negara-negara Islam. Mereka menekankan pentingnya OKI untuk mempersempit kesenjangan dan menjembatani hubungan negara-negara di dunia Islam.

"Kerja bersama umat Islam hanya mungkin dilakukan di bawah naungan badan Islam OKI," kata dewan tersebut, dilansir di Saudi Gazette, Rabu (8/1).

Baca Juga

Pada sesi dewan ke-44 di Makkah, Selasa (7/1), mereka menyerukan agar umat Islam menekankan persatuan dan kerja sama dalam periode kritis saat ini. Para pakar, pemimpin, ahli hukum, intelektual, dan pemikir Islam terkemuka dari 82 negara dari seluruh dunia menghadiri sesi ini.

Sesi perdana dimulai dengan pidato Grand Mufti dan Ketua Dewan Sheikh Abdul Aziz Al-Asheikh. Dalam pidatonya, ia memuji upaya besar Kerajaan dalam mengurus masalah umat Islam dan upaya mendekatkan barisannya.

Selain itu, ada pula pembicara lainnya, di antaranya Sekretaris Jenderal MWL Sheikh Muhammad Al-Issa, kepala Dewan Fatwa UEA Sheikh Abdullah Bin Bayyah, dan Presiden Forum Cendekiawan Afrika Sheikh Muhammad Al Nahwi. Dewan MWL menyuarakan dukungannya kepada Piagam Makkah yang diadopsi oleh Historic Islamic Unity Summit yang diadakan oleh MWL di Makkah tahun lalu. Ia lantas menegaskan perlunya berpegang teguh pada prinsip-prinsip persatuan dan persaudaraan, dan waspada terhadap bahaya perpecahan dan perselisihan.

Dewan mengutuk campur tangan beberapa negara dalam urusan internal beberapa negara Arab atau pendudukan bagian mana pun dari wilayah mereka dengan alasan apa pun. Ia juga mengecam campur tangan Turki di Libya.

Dewan mengucapkan terima kasih kepada Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammad Bin Salman atas prakarsa aksi bersama Islam dan dukungan mereka untuk upaya membangun perdamaian dan harmoni di seluruh dunia. Dewan juga mengumumkan pembentukan Penghargaan Jurisprudensi Islam MWL dan Piagam Penghargaan Makkah, dengan nilai total 1 juta Saudi riyal. Al-Issa mengumumkan hadiah dalam konferensi pers yang diadakan di sela-sela sesi.

"Ini merupakan tambahan dari aksi kemanusiaan di seluruh dunia, serta wacana Islam moderat yang ditempuh oleh Kerajaan, khususnya platform global Kerajaan untuk melawan pemikiran ekstremis dan Islamofobia," kata Al Issa.

Sheikh Al-Issa mengatakan Piagam Makkah adalah gagasan dari Putra Mahkota yang mendukung dan menindaklanjuti semua fase sampai adopsi. Menurutnya, Piagam Penghargaan Makkah akan diberikan kepada individu dan lembaga yang telah memainkan peran besar secara internasional untuk menerapkan prinsip-prinsip yang disorot dalam piagam atau melakukan studi komprehensif dalam hal ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement