REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS - Toyota Motor Corp berencana untuk membangun prototipe kota masa depan di dekat Gunung Fuji. Prototipe ini dibangun menggunakan sel bahan bakar hidrogen. Fungsinya, sebagai laboratorium untuk mobil otonom, "rumah pintar," kecerdasan buatan dan teknologi lainnya.
Toyota meluncurkan rencana berani untuk apa yang disebutnya Woven City dalam pameran industri teknologi besar tahunan, CES. "Sulit untuk mempelajari sesuatu tentang kota pintar jika Anda hanya membangun blok cerdas," kata James Kuffner, CEO Toyota Research Institute-Advanced Development.
Gagasan “Woven City” didiskusikan selama satu tahun. Tujuannya untuk menciptakan kota yang lebih aman, lebih bersih, lebih menyenangkan dan pembelajaran yang dapat diterapkan di seluruh dunia.
Kota ini akan memiliki layanan polisi, pemadam kebakaran dan ambulans, sekolah dan bisa menjadi rumah bagi campuran karyawan Toyota, pensiunan dan lainnya. Pengembangan akan dibangun di situs pabrik mobil yang rencananya akan ditutup pada akhir tahun 2020. Kota ini juga berfungsi sebagai rumah bagi para peneliti.
Toyota tidak mengungkapkan biaya untuk proyek tersebut. Konstruksi proyek ini dijadwalkan akan dimulai tahun depan. Rencana untuk komunitas futuristik di atas lahan seluas 71 hektare adalah langkah besar di luar proposal dari pesaing Toyota.
Para eksekutif di banyak pembuat mobil besar telah berbicara tentang bagaimana kota-kota masa depan dapat dirancang untuk memotong emisi perubahan iklim, mengurangi kemacetan dan menerapkan teknologi internet untuk kehidupan sehari-hari. Proposal perusahaan tidak hanya menampilkan ambisi CEO Akio Toyoda, tetapi juga sumber daya keuangan dan politik yang dapat dibawa oleh Toyota, terutama di negara asalnya.
"Anda tahu jika Anda membangunnya, mereka akan datang," kata Toyoda.
Toyota Housing, sebuah unit perusahaan, telah menjual lebih dari 100 ribu rumah di Jepang dalam 37 tahun. Toyota mengatakan telah menugaskan arsitek Denmark Bjarke Ingels untuk merancang komunitas. Firma Ingels merancang gedung 2 World Trade Center di New York dan kantor teknologi raksasa Google di Silicon Valley dan London.
Toyota mengatakan perusahaan terbuka untuk kemitraan dengan perusahaan lain yang ingin menggunakan proyek tersebut sebagai tempat uji coba untuk teknologi. Namun Toyoda mengakui tidak semua dapat melihat kearifan dari apa yang bisa menjadi proyek yang mahal dan panjang.