REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordintaor Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menilai tensi memanas antara Iran dan Amerika tak akan berdampak langsung kepada Indonesia. Luhut menilai hal tersebut jika tidak perlu dihebohkan.
"Jangan terlalu heboh yang berlebihan," ujar Luhut di Kantornya, Rabu (8/1).
Luhut mengakui, dampak terbesar memanasnya hubungan ke dua negara akan berimbas terhadap melonjaknya harga minyak dunia. Kendati begitu, baginya itu merupakan hal yang biasa-biasa saja.
"Pasti naik (harga minyak) ya. Tidak apa-apa semua itu kan hidup pasti ada naik turun," ujar Luhut.
Harga minyak melonjak lebih dari 4 persen pada Selasa (7/1) malam, setelah pejabat Pentagon mengatakan Iran melakukan penyerangan ke ke pangkalan udara Irak Al Asad Rabu (8/1) pagi. Pangkalan Udara itu menampung pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS melonjak hingga USD 2,85 atau 4,5 persen ke posisi 65,65 dolar AS. Harga ini merupakan level tertinggi sejak April, sebelum menarik kembali ke 64,11 dolar AS.
Benchmark internasional, minyak mentah Brent naik lebih dari 4 persen ke sesi tertinggi 71,75 dolar AS per barel, tertinggi sejak September, sebelum mundur kembali ke 69,86 dolar AS.