Rabu 08 Jan 2020 16:29 WIB

Rumah Guru di Purwakarta Roboh Tersapu Angin Kencang

Rumah hampir rata seluruhnya dengan tanah hanya sisa sebagian dinding.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Gita Amanda
Rumah guru di Purwakarta roboh tersapu angin kencang. Foto cuaca angin kencang. (ilustrasi) .
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Rumah guru di Purwakarta roboh tersapu angin kencang. Foto cuaca angin kencang. (ilustrasi) .

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Rumah seorang guru SMPN 9 Purwakarta di Kampung Munjul Jaya RT 19 RW 5 Kelurahan Munjul Jaya, Purwakarta luluh lantah. Rumah seluas 36 meter persegi tersebut rata dengan tanah akibat hujan besar dan angin kencang pada Ahad (5/1) lalu.

Berdasarkan pantauan Republika, rumah itu hampir rata seluruhnya dengan tanah. Hanya ada sisa-sisa sebagian dinding yang masih berdiri. Barang-barang milik pemilik rumah juga banyak yang tertimbun batu material bangunan. Pemilik yang merupakan guru BK di SMPN 9 Purwakarta, Kamaliah Erliana (48) menuturkan ambruknya rumah yang ditinggali sejak 2013 itu terjadi pada pagi hari.

Baca Juga

Saat itu hujan sedang terjadi dan angin berhembus kencang. Sebelum kejadian ia mengaku mendengar suara yang awalnya dikira tikus. Beruntungnya, ia dan suami serta dua anaknya sempat keluar rumah sebelum bangunan ambruk.

“Kondisinya memang hujan sudah tinggal gerimis sedikit cuma angin kencang. Berapa menit keluar langsung ancur roboh depan mata saya,” kata Kamaliah ditemui di lokasi, Rabu (8/1).

Kamaliah mengaku sebelumnya kondisi rumahnya masih baik-baik saja. Walaupun ada retakan sedikit di beberapa dinding rumah yang sebelumnya dibeli dari pemilik sebelumnya sejak 2013 lalu.

Menurutnya sebagian besar barang-barangnya tertimbun material bangunan yang hancur. Hanya kendaraan motor yang saat itu berada di luar rumah yang masih selamat. Kini, ia dan keluarganya tinggal sementara di tenda yang didirikan di samping rumahnya yang luluh lantak.

“Sekarang tinggal di tenda dulu sementara. Itu juga dibantu sama kelurahan kemarin kasih kesini,” ucapnya.

Ia berharap ada perhatian dari pemerintah untuk memberikan bantuan agar dirinya dapat tinggal di rumah lagi. Apalagi saat ini cuaca sering hujan sehingga tinggal di tenda bukan menjadi pilihan terbaik.

“Keinginannya ada yang bantu biar bisa balik lagi. Semoga pemerintah juga hatinya terketuk Supaya bisa ditempati lagi rumahnya dibantu benerin,” harapnya.

Saat ini, ia dan suami yang bekerja serabutan serta dua anaknya yang masih sekolah masih mengalami trauma. Anak-anak juga belum bisa sekolah karena tidak memiliki seragam dan buku-buku yang tertimbun.

Sementara itu Babinsa Munjul Jaya dari Koramil 1906 Sukatani, Serda Dwi Rusdianto mengaku pihaknya sudah turun menbantu Kamaliah dan keluarganya membereskan puing-puing rumah yang hancur. Bersama perangkat desa lainnya, kondisi tersebut juga sudah dilaporkan ke kelurahan untuk bisa mendapat bantuan.

“Sudah diajukan proposal ke pemda mudah-mudahan cepat turun bantuannya. Untuk saat ini kita bantu membereskan puing-puingnya,” kata Serda Dwi.

Ia mengaku bersama Babinsa dan Babimkamtibmas lainnya membantu menjaga lokasi kejadian. Ia pun mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap lingkungannya mengingat saat ini curah hujan sedang tinggi dan rawan terjadi bencana alam.

Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta, Purwanto, mengaku pihaknya telah mencoba memberikan penawaran untuk tinggal di kontrakan dengan biaya ditanggung Disdik. Namun korban memilih untuk tinggal di tenda sementara yang lebih dekat debgan rumahnya itu.

Purwanto mengatakan Dinas Pendidikan akan memberikan bantuan terhadap anak Kamaliah yang masih sekolah tersebut. Dengan bantuan tersebut diharapkan anak-anaknya bisa bersekolah lagi. "Bantuan untuk anaknya kami akan berikan semua berupa peralatan sekolahnya," kata Purwanto dihubungi terpisah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement