Rabu 08 Jan 2020 17:00 WIB

Pascabanjir, 1.475 Warga Tangerang Selatan Terkena Penyakit

Warga Tangerang Selatan terkena penyakit kulit pascabanjir.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Nashih Nashrullah
Warga menyelamatkan anjing peliharaannya dari dalam rumahnya yang terendam banjir di Perumaha Puri Bintaro Indah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (1/1/2020).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warga menyelamatkan anjing peliharaannya dari dalam rumahnya yang terendam banjir di Perumaha Puri Bintaro Indah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (1/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN — Sebanyak 1.475 warga Tangerang Selatan (Tangsel) terdampak banjir mulai terserang berbagai penyakit. Penyakit yang banyak diderita pasien umumnya gangguan gatal pada kulit.

Pasca banjir merendam sejumlah wilayah Tangerang Selatan, mulai dari penyakit kulit, hingga gangguan pernapasan dan pencernaan dialami oleh sejumlah warga. “Hingga saat ini total ada 1.475 warga yang datang berobat ke posko kesehatan maupun Puskesmas,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Deden Deni, Rabu (8/1).

Hal tersebut dikarenakan banyaknya warga terdampak banjir terendam di air kotor. Air yang diketahui telah tercampur dengan berbagai kotoran tersebut sebabkan sumber penyakit, salah satunya penyakit kulit.

Deden mengatakan, dari jumlah ribuan yang terserang penyakit, 20 persen warga datang berobat, umumnya mengeluhkan gatal-gatal di kulit. Selain itu, adapula beberapa penyakit lain yang diderita para korban, di antaranya yaitu penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), hipertensi, diare hingga maag.  

“Dari sejumlah data dari kami, tidak ada  pasien yang dirawat inap, kebanyakan dari mereka hanya berobat saja, petugas yang mobile ke posko,” ucapnya.

Deden menyatakan, pihaknya telah memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada para warga tersebut. Hingga mereka tertangani dengan baik dan sejumlah obat-obatan pun mencukupi.

“Data pasien yang paling banyak berobat di Kecamatan Pondok Aren, karena di sana terdapat 27 posko dan paling banyak penduduknya,” jelasnya.

Lebih lanjut hingga saat ini, sejumlah petugas kesehatan masih disiagakan untuk melayani warga. Mereka siaga selama 24 jam dengan pergantian tiga sif.

“Kami (masih) siaga, dan terus memantau di wilayah, apalagi cuaca masih terus terjadi hujan. Untuk sumber daya manusia kita tidak kekurangan, bantuan juga diberikan dari pihaknya rumah sakit swasta dan PMI,” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan, Alin Hendarlin, menyampaikan pihaknya menurunkan tenaga medis yang ada di sejumlah puskesmas. “Petugas puskesmas semua dikerahkan. Disediakan di posko dan mobile. Dibantu juga tenaga dari rumah sakit swasta,” ucapnya. 

Dirinya melanjutkan, pihaknya berkonsentrasi terhadap pelayanan kepada masyarakat yang terdampak banjir. Sebab menurutnya, pelayanan merupakan yang utama.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement