REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengatakan, Kementerian Luar Negeri mengimbau warga negara Indonesia di wilayah Timur Tengah untuk waspada. Hal itu menyusul memanasnya konflik antara Iran dan AS.
"Concern ini sudah kita sampaikan ke pihak AS dan Iran dengan satu harapan semua pihak yang terkait bisa menahan diri sehingga tidak terjadi eskalasi yang lebih buruk," ujar Retno kepada wartawan, Rabu (8/1).
Retno menilai, jika eskalasi terjadi, maka dampaknya tidak akan terlokalisir. Dampak ketegangan di antara kedua negara itu, menurutnya bisa dirasakan oleh kawasan maupun dunia termasuk ekonomi dunia, yang tanpa eskalasi sudah cukup tertekan saat ini.
Oleh karena itu, Kementerian Luar Negeri mengimbau warga negara Indonesia untuk waspada. "Ikuti terus informasi yang disampaikan pemerintah setempat terutama yang berkaitan dengan situasi keamanannya. Kita meminta WNI kita untuk segera menghubungi KBRI/KJRI jika membutuhkan bantuan," ujar Retno.
Retno mencatat, ada lebih dari satu juta WNI di Timteng. Retno juga menekankan, pihaknya sudah mematangkan contigency plan sejak sepekan belakangan. "Begitu ada kejadian, kita sudah berkoordinasi dengn para duta besar kita di luar untuk menyusun contingency plan demi mengantisipasi jika terjadi peningkatan eskalasi," ujar Menlu Retno.
Retno juga mengaku sudah berbicara dengan panglima untuk menyampaikan segala kemungkinan yang dapat terjadi. "Jadi itulah yang dapat saya sampaikan pada titik ini. Kita masih mengamati perkembangan dari dekat mengenai masalah WNI," tutupnya.
Ketegangan hubungan Amerika Serikat (AS) dan Iran kian memanas. Hal itu menyusul serangan terbaru Iran ke pangkalan udara militer AS di Irak, Rabu (8/1).
Duta Besar Indonesia untuk Iran Octavino Alimudin mengatakan, saat ini pihak Kementerian Luar Negeri tengah mengamati para WNI di daerah yang berbatasan dengan Irak. "Jadi itu kita perhatikan lebih dulu ada beberapa yang sudah kita imbau untuk siap-siap karena kita hindari ada serangan balik di wilayah itu," ujar Dubes Octavino.
"Yang di perbatasan dengan Irak hanya ada tiga orang. Ada satu di kota yang lain, di luar dari tiga orang ini mereka tidak ada di tempat. Jadi kita cek satu-satu keberadaan mereka," katanya.
Dia mengatakan, kebanyakan WNI merupakan pelajar. Di Teheran, WNI kebanyakan tinggal di Kota Qum. Menurut pantauannya, sejauh ini WNI di Iran seperti sudah biasa menghadapi situasi di Iran.