REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan menggunakan pengeras suara sebagai salah satu sarana untuk menyebarkan informasi pada sistem peringatan dini banjir.
"Ya kami sejak kemarin review SOP yang selama ini ada termasuk menerapkan sistem berkeliling menggunakan pengeras suara sebagai peringatan dini banjir," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Rabu (8/1).
Dengan sistem tersebut, nantinya, bila ada kabar maka pemberitahuannya langsung ke warga tanpa melalui jenjang. Dari kelurahan tidak ke RW, tapi RT langsung ke masyarakat berkeliling dengan membawa pengeras suara untuk memberitahu warga
"Jadi nanti jika ada kabar pemberitahuannya gak berjenjang dari kelurahan tidak ke RW, tapi RT langsung ke masyarakat berkeliling dengan membawa Toa" ujar Anies.
Hal tersebut didasarkan pada fakta malam tahun baru (31/12) saat air sungai mulai meluap, pemberitahuan banjir lewat ponsel tidak efektif.
"Kemarin pada malam itu diberitahu, tapi karena malam hari diberitahunya lewat HP, akhirnya sebagian tidak mendapatkan informasi," kata Anies yang tidak menerangkan apakah sistem peringatan SMS itu akan tetap berlaku atau tidak.
Hujan deras sejak 31 Desember 2019 malam hingga 1 Januari 2020 pagi, mengakibatkan banjir di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Ribuan orang harus mengungsi akibat banjir tersebut.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pada Rabu pukul 06.00 WIB, sudah tidak ada genangan. Namun masih ada pengungsi tersisa sebanyak 666 jiwa di empat lokasi pengungsian karena wilayahnya masih dalam pembersihan pascabanjir.